Oleh :
Soundandmachine.com (Georgia, AS) - Perusahaan pelek asal Jerman BBS baru-baru ini mendeklarasikan kepailitan karena pandemi Covid-19 yang mengakibatkan penurunan keseluruhan bisnis suplai pelek OEM.
Namun kepailitan tersebut hanya sebagian dari perusahaan tersebut. Meski kejadiannya berada di daerah asal yaitu Jerman, bukan berarti BBS sepenuhnya pailit.
Sayangnya sudah banyak laporan media yang memiliki informasi tidak akurat atau salah mengarahkan berdasarkan klarifikasi BBS Wheels USA melalui Instagram resminya,
"Perlu dicatat bahwa BBS Jepang dan BBS Motorsport adalah perusahaan terpisah dari BBS GmbH (BBS Jerman) dan tidak terlibat dalam kepailitan BBS GmbH." begitu caption yang dinyatakan oleh pihak BBS Wheels USA.?
BBS memiliki strategi perusahaan apabila BBS Jerman mengalami kepailitan atau kebangkrutan, tidak mempengaruhi operasional BBS luar Jerman seperti BBS Jepang dan pernah terjadi pada tahun 2011 silam.
Strategi tersebut antara lain memisahkan hubungan modal, seperti BBS Jepang tidak mengimpor pelek buatan BBS Jerman dan produksi dan penjualan sepenuhnya dilakukan di Jepang oleh Washi Beam Co., Ltd.
Selain itu dalam pembuatan juga berbeda antara BBS Jerman dan BBS Jepang, seperti BBS Jerman membuat casting wheels, sedangkan BBS Jepang membuat forged wheels.
Dari segi kepemilikan BBS Jepang sudah berbeda perusahaan dan ketika BBS Jerman mengalami kepailitan pada tahun 2011, Ono Holdings yang waktu itu induk perusahaan Washi Beam, mengakuisisi divisi manufacturing dalam pembuatan pelek mobil balap dan forged serta divisi penjualan hingga hak trade marknya.
Artinya produksi semua produk BBS akan berlanjut baik aftermarket maupun suplai pelek OEM ke pabrikan seperti Lexus, Toyota, Honda, Subaru, dan lainnya.
BBS Motorsport juga merupakan perusahaan terpisah dari BBS GmbH sehingga tidak terlibat dalam kepailitan BBS GmbH.? Artinya program BBS dengan NASCAR dan Formula 1 untuk 2022 tidak terpengaruh oleh kebangkrutan tersebut sehingga bisa berlanjut.
Dari sebelum pandemi BBS juga telah merencanakan untuk merestrukturisasi skala dan ruang lingkup bisnis yaitu mengarahkan bisnis untuk melayani lebih banyak pelanggan aftermarket dan mengurangi ketergantungan pada bisnis OEM. (Joule)
