Menguji Kenyamanan Porsche Cayenne S ke Gunung Pancar

  • Oleh :

Kamis, 17/Sep/2020 15:49 WIB


SoundandMachine.com (Jakarta) - Kepiawaian produsen mobil asal Jerman, Porsche, dalam membuat sebuah mobil sport yang kencang, mudah dikendalikan dan nyaman untuk penggunaan sehari-hari, rasanya sudah tak perlu diragukan lagi.

Selain memproduksi sports car, Porsche juga memiliki model lain di segmen yang berbeda, diantaranya adalah sedan dengan Panamera, lalu sport utility vehicle (SUV) yang diwakili oleh Macan dan Cayenne.

Beberapa waktu lalu, Sound and Machine berkesempatan menjajal salah satu SUV andalah mereka, yakni Cayenne S. Menariknya, pengetesan dilakukan dengan rute menuju Kawasan Wisata Gunung Pancar untuk mmbuktikan kenyamanan SUV tersebut di medan off-road ringan.

Perjalanan dimulai dengan berangkat dari markas Porsche Centre Jakarta di daerah Gandaria, Jakarta selatan. Pada sesi pertama, Sound and Machine mendapat kesempatan untuk menjadi penumpang di kursi belakang.

Kesan pertama saat melihat kabin bagian belakang Cayenne S, terlihat sangat mewah. Menggunakan balutan kulit berwarna beige, Cayenne S seakan mengajak siapun yang melihat kursinya, bakal membayangkan kenyamanan.

Benar saja, begitu diduduki, kursi dari Cayenne S tersebut terasa empuk. Lebih asyik lagi, Sound and Machine yang memiliki postur tubuh 177 cm, masih merasakan ruang kaki yang sangat lega.

Di bagian belakang, penumpang dimanjakan dengan hembusan pendingin udara (AC) dari ventilasi yang berada di pilar B, serta konsol tengah. Porsche Cayenne S ini memang telah dibekali fitur four zone automatic climate control.

Menariknya, arah hembusan dan suhu juga dapat diatur sesuai kebutuhan, dengan menekan layar sentuh kecil di bagian bawah konsol tengah.

Canggihnya lagi, udara yang akan masuk kedalam kabin akan disaring terlebih dahulu, untuk menghasilkan udara yang lebih sehat.

Perjalanan pun dimulai, kami melewati Jalan Arteri Pondok Indah, untuk menuju pintu Tol Lebak Bulus. Situasi jalan raya saat itu terbilang lancar, sesekali terlihat sepeda motor dengan suara nyaring dipacu dengan kecepatan tinggi.

Meski begitu, suara nyaring yang berasal dari sepeda motor itu mampu teredam dengan baik di kabin Cayenne S. Suasana di dalam kabinnya benar-benar kedap, khas mobil mewah masa kini.

Tak terasa rombongan pun telah memasuki ruas Tol JORR. Perjalanan terasa nyaman, berkat ayunan suspensi yang mampu meredam dengan baik. Ketika beberapa kali melewati speed trap, tak terasa guncangan berlebih bahkan ketika dalam kecepatan tinggi.

Matahari pagi itu mulai terik, sesekali sinarnya menembus kabin bagian belakang Cayenne S. Tidak terlalu mengganggu memang, namun untuk menghalau sinar matahari tersebut, Porsche telah menyiapkan krey khusus yang bisa difungsikan secara elektrik di jendela belakang.

Setelah melewati daerah Kampung Rambutan, rombongan bersiap untuk masuk ke Rest Area Tol Cibubur. Di sana, kami bertukar peran. Sound and Machine yang tadinya berlaku sebagai penumpang, akhirnya berkesempatan menjadi pengemudi.

Tentu saja ini menjadi bagian yang paling ditunggu-tunggu! ketika duduk di kursi pengemudi, tatapan Sound and Machine tertuju pada susunan dasbor yang begitu modern dan mewah.

Di konsol tengah, terdapat layar monitor berukuran 12.3 inci. Monitor yang dapat dioperasikan dengan sentuhan tangan tersebut, telah mengadopsi teknologi Porsche Communication Managemen (PCM).

Jadi, segala pengaturan sejumlah fitur pada Cayenne S, seperti radio, navigasi, hingga koneksi ke ponsel pintar, semua bisa dilakukan melalui layar monitor canggih tersebut.

Puas menikmati desain dasbor, Sound and Machine pun mulai mengatur posisi duduk. Semua berjalan dengan mudah, karena jok depan telah dilengkapi dengan fitur elektrik yang mampu menghasilkan 18 kombinasi (18-way).

Cayenne S pun segera meluncur kembali ke tol. Untuk tahap awal, Sound and Machine mencoba mengemudi dengan konstan dalam kecepatan yang tidak terlalu tinggi. Tujuannya, untuk mengenal lebih dalam karakter mobil tersebut.

Pada kempatan ini, sekaligus juga mengaktifkan fitur Lane Keeping Assist and Lane Change Assist. Fitur tersebut berguna untuk memandu pengemudi, agar tetap berada di jalur yang seharusnya.

Bila pengemudi bergeser secara tiba-tiba, fitur tersebut akan menghidupkan suara alarm, agar pengemudi lebih waspada terhadap kendaraan dari samping dan belakang yang tak terlihat. Menariknya, alarm tersebut tidak akan bunyi bila pengemudi mengaktifkan lampu sein.

Setelah dirasa cukup melakukan pengenalan, Sound and Machine mulai mencoba melakukan akselerasi. Kebetulan, kondisi jalan Tol Jagorawi saat itu cenderung lancar dan sepi. Langsung saja, mode berkendara dipindah ke S+.

Begitu pedal gas diinjak lebih dalam, terasa hentakan yang cukup kuat untuk menggoyangkan tubuh lebih lekat ke sandaran kursi. Akselerasi begitu cepat, tak terasa kecepatan pun sudah mencapai 100 km/jam.

kemampuan akselerasi yang kuat tersebut, tentu saja berasal dari mesin V6 2.894 cc. Dapur pacunya, sanggup menghasilkan tenaga sebesar 440 hp pada putaran mesin atara 5.700 rpm hingga 6.000 rpm.

Sementara untuk torsi, mesin tersebut sanggup memproduksi hingga 550 Nm mulai dari putaran mesin 1.800 hingga 5.500 rpm. Tenaga dan torsi yang cukup besar itu, lantas di salurkan ke seluruh roda (all wheel drvie) melalui transmisi otomatis triptonic S 8 percepatan.

Di atas kertas, Porsche mengklaim bahwa Cayenne S mampu melakukan akselerasi dari posisi diam hingga 100 km/jam hanya dalam waktu 5.2 detik. Itu dilakukan dengan mode standar.

Bila pengemudi mengaktifkan Sport Chrono Package, mobil seberat 2,840 kg itu sanggup melakukan sprint dari 0 hingga 100 km/jam hanya dalam waktu 4.9 detik. Pantas saja, Sound and Machine merasakan akselerasi yang begitu agresif.

Tak terasa, rombongan pun harus keluar tol sentul selatan untuk menuju tujuan awal, Kawasan Wisata Gunung Pancar. Sebelum masuk ke kawasan wisata, Sound and Machine melakukan pengaturan pada suspensi yang telah mengadopsi sistem udara (air suspension).

Dipilihlah level suspensi dengan posisi paling tinggi, sehingga dapat menambah ground clearance kendaraan menjadi 245 mm dengan karakter yang sedikit lebih keras. Hal itu dilakukan, karena kondisi jalanan menuju kawasan wisata belum semuanya dalam kondisi mulus.

Awalnya, Sound and Machine merasa agak kesulitan ketika memasuki jalan sempit, apalagi ketika harus berpapasan dengan kendaraan lain. Maklum saja, mobil mewah yang kami bawa itu memiliki dimensi panjang 4.918 mm lebar, 1.983 mm, tinggi 2.194 mm, tentunya membutuhkan kehati-hatian ekstra.

Namun, setelah berjalan beberapa saat, semua berjalan normal, hanya butuh sedikit adaptasi di awal. Cayenne S pun mudah dikendalikan, meskipun jalan sempit itu penuh bebatuan dan lubang yang cukup dalam.

Saat melahap jalan menanjak, dapat dilakukan dengan sangat mudah, karena torsi besar yang dimiliki Cayenne S, membuatnya seperti tidak akan kehabisan tenaga. Rombongan pun sampai di pintu masuk kawasan yang dituju.

Menambah kenikmatan suasana, apalagi hawa di sekitar saat itu cukup sejuk dan alami, kami memilih untuk membuka seluruh jendela mobil. Makin asyik, Cayenne S telah juga dilengkapi atap panoramic sunroof.

Jujur saja, perjalanan singkat dengan Cayenne S tersebut terasa sangat menyenangkan. Semoga suatu saat Sound and Machine bisa mengulanginya lagi! (EPS)

Tags :