Test Drive Wuling Air EV : Keliling Kota Seharian, Begini Hasil Pengujian Lengkap Kami

  • Oleh : redaksi

Selasa, 27/Sep/2022 10:00 WIB


 
Soundandmachine.com (Jakarta) – Wuling Motors Indonesia belum lama ini meluncurkan mobil listrik berdimensi imut dengan sejumlah keunggulan inovatif.
 
Kali ini Tim Soundandmachine.com berkesempatan mencoba Wuling Air EV dalam sesi tes drive dengan rute keliling kota Jakarta (22/9/2022), dengan durasi seharian yang bertujuan untuk mendapatkan hasil pengujian yang lengkap.  
 
Pihak Wuling Motors Indonesia menyodorkan kami Air EV tipe Long Range alias varian tertinggi dengan jarak tempuh hingga 300 km, selain itu varian ini juga mendapatkan fitur lebih banyak.
 
Saatnya kami mencoba Wuling Air EV di jalanan Jakarta, motor listrik Air EV yang mampu mengeluarkan tenaga 40 hp dan torsi 110 Nm dipadukan dengan baterai 26,7 kWh sehingga memiliki jarak hingga 300 km.  
 
Tenaga mesin disalurkan melalui transmisi single reduction gear menuju roda depan. Berbeda dengan mobil listrik kebanyakan, penyaluran tenaga Air EV termasuk cukup halus dan tidak menyentak dengan mode Normal.  
 
Air EV memiliki tiga mode mengemudi yaitu Eco, Normal dan Sport. Ketika kami memindahkan ke mode Sport, maka profil akselerasi menjadi lebih galak, cocok untuk menyalip.  
 
Sayangnya untuk mengganti mode ini harus melalui layar touchscreen sehingga agak merepotkan. Pada mode Eco profil akselerasi terasa agak lambat, ini sangat cocok pada saat kemacetan merayap karena kecepatannya pas, sesuai dengan kondisi jalan yang kami lalui.  
 
Setelah melewati kemacetan Jakarta, kami diarahkan menuju jalan tol menuju kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), disini kekhawatiran netizen terhadap Air EV muncul.  
 
Banyak yang menganggap karena dimensinya kecil maka Air EV kurang pas di tol, nyatanya mobil ini tetap stabil ketika di jalan tol dengan truk besar melewati kami, rasanya serupa dengan mobil kecil seperti LCGC.  
 
Mengenai kecepatan, pihak Wuling menyebut top speed mobil ini mencapai 100 km/jam. Tetapi saat mode Sport kami coba, batasan angka tersebut mampu terlewati.  
 
Namun harus diperhatikan bahwa Air EV tidak didesain untuk ngebut, karena itu kami tidak merekomendasikan angka diatas 100 km/jam karena body roll.  
 
Untuk itu, Air EV memiliki pengaturan limit top speed. Jalan tol ini juga menguji pengereman Air EV, ketika di kecepatan tinggi dan kami mengerem, rem cakram di keempat roda sangat akurat dan setir mobil tetap lurus.  
 
Selanjutnya saat kami mencapai PIK dengan dominasi kontur jalanan paving block yang khas, disini keempukan Air EV sangat terasa. Bantingan mobil ini sangat lembut, apalagi dibanding mobil kecil.  
 
Menjadikan Air EV cukup nyaman untuk mobil seukurannya, belum lagi setir mobil yang ringan sehingga kita mudah mengarahkan mobil, feedback-nya pun terasa natural dan tidak berlebihan.  
 
Kemudian, handling mobil dengan suspensi independen Macpherson strut dan 3 link di belakang ini cukup bagus dan lincah, hanya saja jangan melakukan manuver berlebihan.
 
Karena velg lingkar 12 inci yang dibalut ban berukuran 145/70R12 cukup kecil, memang Air EV cocoknya dipakai di perkotaan dengan santai.  
 
Pada tujuan akhir menuju pusat kemacetan di daerah Senayan, Jakarta Selatan kami mulai menjajal kenikmatan mobil ini.  
 
Sistem audio Air EV dilengkapi dengan 4 speaker di depan yang cukup bagus diluar ekspektasi kami, sayangnya penumpang belakang tidak bisa mendengar banyak.  
 
Selain itu di belakang tidak ada fitur seperti cup holder atau USB socket, jadi penumpang di belakang baiknya hanya untuk perjalanan dekat saja.  
 
Sistem WIND yang sama dengan Almaz dan Cortez bekerja dengan baik, tapi paling optimal dari sisi depan saja.  
 
Untuk kepraktisan, Air EV memiliki beberapa kompartemen di dashboard serta cup holder dan tempat penyimpanan di door trim dan konsol tengah.  
 
Sistem IoV yang digunakan Air EV, juga cukup berguna, contoh kami menyalakan AC sebelum mobil dipakai dari jauh sehingga ketika kami kembali di mobil, mobil sudah dingin.  
 
Lantas bagaimana dengan konsumsi listriknya? Ketika kami mengakhiri perjalanan yang hampir 60 km lebih ini, baterai mobil masih di angka 71% artinya masih tersisa banyak.  
 
Sekedar catatan Air EV bisa diisi menggunakan portable charging langsung dari soket listrik rumah dengan waktu hingga 8,5 jam.  
 
Jika menggunakan wall charging Wuling yang menjadi opsi, maka angka ini dapat dipangkas menjadi 6,6 jam.
 
Pastinya jauh lebih hemat dan perlu penyesuaian dalam pemakaiannya. Wuling Air AV jadi salah satu opsi mobilitas yang menarik. (Ifan)   
 

Baca Juga:
Jelajah Rute Yogyakarta Menuju Semarang, Mitsubishi XForce Buktikan Ketangguhannya