Toyota Land Cruiser 300 ini Gabungkan Konsep Dua Mobil Kompetisi Car Audio

  • Oleh : Julfikri

Kamis, 10/Apr/2025 14:00 WIB
Toyota Land Cruiser 300 dengan sistem audio full Alpine F#1 Status garapan gerai BestBuddyShop (BBS) Sunter. Toyota Land Cruiser 300 dengan sistem audio full Alpine F#1 Status garapan gerai BestBuddyShop (BBS) Sunter.

SoundandMachine.com (Jakarta) - Pada tahun 2021 lalu, pabrikan audio mobil asal Jepang, Alpine merilis generasi ketiga sistem car audio legendarisnya yaitu Alpine F1 Status, dengan resolusi tertinggi di dunia yaitu 384 kHz/32 bit.

Alpine F#1 Status generasi ketiga pada prinsipnya pelanggan hanya bisa membeli satu set saja, yang terdiri dari head unit, digital sound processor (DSP), digital audio player (DAP), power amplifier, speaker 3-way, dan subwoofer.

Baca Juga:
Standarnya Sudah 3-Way, Speaker Focal Ini Jadi Opsi Upgrade Audio Denza D9

Terutama head unit dan DSP yang sama sekali tidak bisa dipisahkan karena adanya Master Clock Management System untuk meminimalisir jitter.

Namun kiprah Alpine F#1 Status sudah teruji di berbagai kompetisi car audio di Indonesia, bahkan tingkat internasional sekalipun, sampai salah satu pemilik mobil Toyota Land Cruiser 300 (LC 300) menghubungi gerai BestBuddyShop (BBS) Sunter, Jakarta untuk memasangnya.

Baca Juga:
Kembali Berkompetisi, BestBuddyShop Sunter Andalkan Amplifier Audison SR Series

“Dia dapat LC 300 ini, pengen install audionya. Sebelumnya referensi dari mobil kita, dia dengar yang Alpine F1 Status di dua mobil itu dan tertarik. Untuk budget belum terlalu tinggi untuk mereka yang main di kelas high-end.” buka Susanto Cong, Instalatur BBS Sunter kepada soundandmachine.com saat ditemui di gerainya (27/12/2024).

Baca Juga:
Focal Beryllium: Keluaran Suara Tetap Stabil dan Detail Meski Dipakai Tahunan

Adapun dua mobil yang dimaksud Afung, sapaan akrab Susanto Cong, adalah Lexus RX 300 dan Toyota Land Cruiser 200 (LC 200) garapan BBS Sunter yang mengikuti kompetisi car audio dengan Alpine F#1 Status.

Instalasi Alpine F#1 Status di LC 300 ini tetap full-custom untuk memaksimalkan output suaranya, tetapi berbeda dengan yang pernah dipasang oleh BBS Sunter sebelumnya, dan bisa dibilang konsepnya merupakan gabungan antara dua mobil sebelumnya.

Untuk staging depan, arahnya lebih ke OEM jika dilihat dari penempatan midrange di dasbor, seperti di LC 200. Berbeda dengan Alpine F#1 Status di RX 300 dimana tweeter dan midrange ditempatkan di pilar customnya.

Akan tetapi, untuk instalasi DSP, amplifier, dan subwoofer, arahnya full custom seperti di RX 300, dimana seluruh area bagasi dipakai untuk mengejar output suara semaksimal mungkin, sampai menggusur jok baris ketiga beserta motor elektrik bawaan LC 300.

Berbeda dengan Alpine F#1 Status di LC 200 yang masih mempertimbangkan aspek OEM, dengan menempatkan DSP, amplifier, dan subwoofer di sisi kanan, dan masih ada jok baris ketiga meskipun sisi kirinya saja.

Untuk memaksimalkan output suara, tentunya membutuhkan sejumlah perangkat di luar satu set full Alpine F#1 Status itu sendiri, seperti peredam, pendukung seperti power supply, kabel audio yang mumpuni dan sebagainya.

Dengan instalasi yang tergolong unik seperti ini, akankah ada niatan atau rencana mengikutsertakan LC 300 ini ke kompetisi car audio seperti 2 mobil full Alpine F#1 Status? 

“Info terakhir dia bilang untuk pakai sehari-hari aja. Ini sangat layak untuk kontes.” pungkas Afung. Ditunggu inovasi berikutnya. (Joule)