Oleh :
Soundandmachine.com (California, AS), 1 Juli 2020 - Honda melalui divisi R&D-nya di Amerika Serikat menghadirkan sebuah mahakarya baru teknologi keselamatan yaitu First Passenger Front Airbag yang ditujukan untuk penumpang depan.
Disebut mahakarya baru karena First Passenger Front Airbag merupakan kedua kalinya Honda membuat teknologi airbagi pertama di dunia setelah Vertical Deploying Passenger Airbag untuk Acura Legend generasi kedua pada tahun 1991 dan teknologi tersebut turut dipakai oleh manufaktur lain selama beberapa tahun.
Baca Juga:
Toyota Hilux Lebih Gahar Pakai Front Skid Bar dan Fender Garnish JAOS
Acura Legend merupakan sedan mewah dari anak perusahaan Honda yang bergerak di divisi mobil mewah yaitu Acura.
Acura TLX, calon sedan 4-pintu flagship Acura karena sedan 4-pintu flagship Acura RLX akan dihentikan produksinya, terpilih sebagai mobil pertama dengan First Passenger Front Airbag.
Baca Juga:
Air Cleaner Spoon Honda Civic Type R, Tingkatkan Efisiensi Sekaligus Performa Mesin
Acura TLX terbaru merupakan salah satu rancangan tim kami di Ohio, guna mewujudkan inovasi dan menciptakan masyarakat yang lebih aman dan bebas dari kecelakaan, ujar Jim Keller, President Honda R&D America.
First Passenger Front Airbag merupakan lanjutan pencapaian dari Vertical Deploying Passenger Airbag yang memiliki desain airbag menjuntai ke atas untuk perlindungan maksimal ketika terjadi benturan frontal namun masih satu kantong airbag.
Baca Juga:
JAOS Motorsport, Dibalik Terus Berlanjutnya Modifikasi Suzuki Jimny
Teknologi airbag tersebut dikembangkan dengan beberapa kantong yaitu tiga buah kantong tepat di bagian depan, di depan sebelah kanan, dan di depan sebelah kiri untuk mengamankan kepala dari berbagai sisi, serta sebuah panel yang menyambungkan sisi kanan dan kiri dari ketiga kantong udara tersebut.
Cara kerja First Passenger Front Airbag seperti sarung tangan baseball yaitu ketika terjadi benturan, airbag akan mengembang kemudian menangkap kepala dari sisi depan dan dua kantong lainnya di sisi kiri dan kanan akan ikut mengembang.
Prinsip kerja seperti ini akan mengurangi tekanan karena menangkap kepala dari sisi depan sekaligus melindungi kepala pengendara dari benturan fatal sehingga mencegah kepala terpuntir yang dapat menyebabkan cedera serius.
Teknologi tersebut dibangun berdasarkan penelitian mengenai cedera otak dari Badan Transportasi Amerika, yang menghasilkan metodologi Brain Injury Criteria (BrIC) untuk mengukur tingkat cedera otak dalam sebuah kecelakaan.
Saya sangat bangga melihat bagaimana tim insinyur kami melakukan penelitian terhadap cedera otak, kemudian melahirkan sebuah pencapaian yang penting dalam sejarah desain airbag. tutup Keller. (Joule)
