Lika-Liku Dibalik Indonesia Trusted Car Audio Gerai Cartens

  • Oleh : Julfikri

Selasa, 09/Mar/2021 21:00 WIB


SoundandMachine.com (Jakarta), 3 Maret 2021 – Akhir-akhir ini Cartens Audio, yang berada di daerah Fatmawati, Jakarta Selatan, terkenal sebagai gerai audio yang bonafide sehingga mampu menawarkan experience lebih kepada customer-nya.

 

Baca Juga:
Bas Bandel Instalasi Fleksibel, Subwoofer Hertz MPS 250 S4 Jadi Pilihan Gerai Audio Cartens Autosound

 

Baca Juga:
Dua Hari Jadi, Penyiar Radio Reza Chandika Upgrade Audio Hyundai Palisade untuk Mobilitas Harian

Terutama kalau kita sudah ke lantai atasnya dimana ruang demo, tempat bertransaksi, hingga ruang tunggu dibuat menyatu hingga terasa seperti lounge. Maka tidak heran mengapa tagline Cartens adalah Indonesia Trusted Car Audio.

 

Baca Juga:
Plug and Play, Speaker dan Subwoofer Hertz ini Cocok untuk Upgrade Audio Simpel di Wuling Almaz

Namun dibalik itu semua, terdapat lika-liku yang telah ditempuh bahkan awalnya pada tahun 2002, bukan gerai audio secara dedicated seperti sekarang.

 

“Jadi pertama kita mulainya dulu di kios onderdil ITC Fatmawati.” buka Eddie Soesanto, Pendiri Cartens Audio kepada SoundandMachine di gerainya (3/3/2021). “Kita mulai aksesoris dulu sebetulnya, baru masuk audio, fokus, setelah belajar di Audioworkshop Institute.” tambahnya.

 

Eddie yang pernah berguru dengan Wahyu Tanuwidjaja, terus mempelajari dunia car audio secara perlahan hingga serius.

 

Sampai akhirnya pada tahun 2013 hingga sekarang, Eddie mengubah Cartens menjadi spesialis car audio setelah pindah dari ITC Fatmawati ke Rukan Dutamas yang berada di seberang.

 

Tidak sekedar bisa, Eddie terus memacu kapabilitasnya sebagai instalatur melalui partisipasi di berbagai kontes dengan kegagalan sebagai awal dari keberhasilan. Benar, salah satu yang membuatnya berkembang hingga meraih banyak piala kontes adalah belajar dari kegagalan.

 

Setelah meraih banyak piala di berbagai kontes, Eddie memutuskan untuk beralih menjadi juri dengan mengikuti pelatihan skala internasional. Di luar aktifitas workshop, Eddie lebih sibuk sebagai juri, sementara di kontes akhir-akhir ini sedang vakum.

 

 

Beralih ke workshop, Eddie masih menjadi quality control terutama untuk tuning dengan berbagai alat seperti clio pocket, real time analyzer, ioscope, audiotools, UMIK SMD DD-1, dan Monster Phase Checker.

 

Sementara untuk timnya juga rata-rata sudah berpengalaman lebih dari 12 tahun dengan fokus pada kualitas hasil instalasi yang aman, rapi, berkelas, dan berkualitas.

 

Dari segi lini produk komponen, Cartens lebih memposisikan diri sebagai seller yang berarti tidak ada batasan merk ataupun distributor dalam penjualan.

 

 

 

Seperti misalnya selain Alpine, Focal, Audison, dan sebagainya yang notabene dari PT. Audioworkshop, di luar distributor tersebut Cartens juga jual produk seperti Ground Zero, Crescendo, dan sebagainya.

 

Meski cukup sering kedapatan pelanggan yang memakai mobil menengah ke atas, Cartens tetap terbuka melayani mobil apa saja selama terkait car audio.

 

“Pokoknya customer mau cari audio yang bagus, kita bisa kasih solusi.” jelas Eddie. “Mulai dari customer newbie, middle, middle-up, high, atau premium kita bantu.” tambahnya.

 

 

Itulah mengapa pelanggan disuguhkan sebuah lounge yang terdiri dari ruang demo, barang display tersusun rapi hingga terkesan memperindah ruangan, hingga sejumlah fasilitas seperti Wi-Fi agar pelanggan nyaman menunggu pengerjaan atau proses transaksi.

 

 

 

Selain di ruangan, pelanggan juga bisa mendengarkan audio dari mobil demo yaitu Mini Cooper 5 pintu.

 

 

Awalnya Cartens hanya satu rukan yang mampu memuat sekitar tiga mobil. Setidaknya mulai 2021, Cartens sudah memiliki dua rukan yang sebelahnya sudah bisa dipakai untuk mengerjakan mobil pelanggan hingga sekitar enam mobil.

 

Kejujuran juga merupakan hal yang diutarakan di Cartens termasuk dalam soal pembayaran. Seperti misalnya apabila pelanggan membayar 10 juta Rupiah untuk pengerjaan upgrade car audio, lebihannya akan dikembalikan kalau ternyata biayanya tidak sebesar itu.

 

“Biasanya kita hitung berdasarkan pemakaian aja. Customer kan sebetulnya gak tau, misalnya paket 10 juta Rupiah ternyata pemakaiannya 8 juta Rupiah ya 2 jutanya kita balikin.” ungkap Eddie.

 

(Joule)