Oleh : Julfikri
SoundandMachine.com (Jepang) – Toyota, melalui media in-house Toyota Times, baru-baru ini menceritakan perjuangannya di ajang balap Fuji Super Tec 24 Hours pada tanggal 22-23 Mei 2021 silam dengan Toyota Corolla bermesin hidrogen atau Corolla H2 Concept.
Sebagai bagian dari kejuaraan ajang balap ketahanan asal Jepang, Super Taikyu, Corolla H2 Concept berpartisipasi di kelas ST-Q atau kelas khusus eksperimen oleh manufaktur atau pihak lain, yang berarti tidak ada posisi 1, 2, dan seterusnya.
Baca Juga:
Berbagi Edukasi untuk Penggemar Audio Mobil, Gerai Cartens Autosound Gelar Pameran Alpine Day
Itu berarti niat Toyota berpartisipasi di ajang balap tersebut jelas bukan mengejar siapa yang tercepat atau posisi, melainkan hanya bereksperimen bagaimana ketahanan mesin hidrogen ketika digeber di sirkuit selama 24 jam.
Dengan tim Rookie Racing, Corolla H2 Concept dikendarai oleh enam pembalap secara bergiliran dan setidaknya masing-masing pembalap mendapat kesempatan mengendarai mobilnya dua kali dalam sehari.
Baca Juga:
Berawal dari Konten di Medsos, We The Fun Ajak Kopdar Pemilik Toyota Raize dan Daihatsu Rocky
Seperti Kamui Kobayashi pembalap World Endurance Championship, Akio “Morizo” Toyoda, Presiden Toyota Motor Corporation, Hiroaki Ishiura pembalap Super GT, dan trio pembalap Nurburgring 24 Jam, Masahiro Sasaki, Takuto Iguchi, dan Takamitsu Mitsui.
Baca Juga:
Lima Mobil Listrik Ini Jadi Andalan Mobilitas Selama KTT ASEAN Plus 2023 Berlangsung
(sumber: Toyota Times)
Balapan dimulai pada pukul 15:00, Corolla H2 Concept dipacu di area balap hingga 10 putaran karena Kobayashi selaku pembalap pertama, diinstruksikan agar mengisi bahan bakar lebih kurang setiap setengah jam.
(sumber: Toyota Times)
Menariknya, pit stop untuk mengisi bahan bakarnya bukan di dekat paddock seperti peserta lain, tetapi di area parkir sirkuit dimana truk yang menampung hidrogen sudah disiapkan untuk pengisian. Setidaknya pengisian tersebut dapat ditempuh dalam waktu tujuh menit.
(sumber: Toyota Times)
Ketika mobil balap dialihkan ke Morizo pada pukul 16:15, keluar instruksi agar kembali ke pit karena sensor mendeteksi ada kebocoran hidrogen di engine bay.
Setibanya di pit, para mekanik mencari penyebabnya dan ternyata pipa yang menghasilkan pembakaran gas dari celah terkecil di mesin terlepas.
Terlepas dari permasalahannya, setidaknya sensor tersebut dapat bekerja dengan sangat presisi menangkap jejak hidrogen dan memberi sinyal peringatan, hingga akhirnya Corolla H2 Concept dapat kembali ke trek setelah diperbaiki.
(sumber: Toyota Times)
Ketika mobil dikendarai oleh Sasaki pada pukul 18:12, mobil kembali ke pit karena adanya peningkatan tekanan, kemudian mekanik mengganti injektor dan semua parts yang terdampak. Perbaikan tersebut membutuhkan waktu sekitar satu setengah jam agar bisa kembali ke trek.
Sasaki mengalihkan kemudi ke Iguchi pada pukul 21:15, sama sekali tidak ada masalah sebelum akhirnya dialihkan ke Matsui pada pukul 22:49.
(sumber: Toyota Times)
Namun pada pukul 23:15, timbul masalah pada sistem elektrikal yang membuat mobil balap terpaksa harus emergency pit stop. Masalah elektrikal inilah yang membuat para mekanik kewalahan hingga membuat mobil bisa kembali ke trek sekitar pukul 03:30.
(sumber: Toyota Times)
Setelah itu tidak ada masalah sama sekali sampai tujuh kali ganti pembalap dan Morizo yang akan menyelesaikan balapannya. Namun masalah kembali terjadi pada pukul 14:00, satu jam sebelum balapan berakhir, karena setir yang tidak bekerja teratur membuat stabilitas memburuk.
(sumber: Toyota Times)
Setelah dicek oleh mekanik, ternyata ada mur dari sokbreker kanan-belakang yang hilang dan tim kekurangan suku cadang.
Untungnya Corolla H2 Concept tersebut memakai sokbreker yang sama dengan Toyota GR Yaris, dan kebetulan ada anggota tim yang mengendarai mobil tersebut ke sirkuit, sehingga masalah tersebut dapat ditangani dengan meminjam komponennya.
(sumber: Toyota Times)
Masalah tersebut dapat ditangani dalam waktu 15 menit sehingga masih ada sisa waktu 45 menit untuk dapat kembali ke trek dan menyelesaikan balapan. Pada akhirnya Corolla H2 Concept bisa finish dan menariknya berbarengan dengan Toyota GR Supra dari tim yang sama.
Selama 24 jam mengitari sirkuit, Corolla H2 Concept dapat menempuh 1.654 km dengan 358 putaran, total waktu tempuh 11 jam 54 menit, dan total waktu pit 12 jam 6 menit yang terdiri dari perbaikan atau cek 8 jam 1 menit dan pengisian hidrogen 4 jam 5 menit sebanyak 35 kali.
(sumber: Toyota Times)
Sesi balapan selesai, Akio “Morizo” Toyoda sebagai orang nomor satu di Toyota sekaligus partisipan, mengungkapkan pemikirannya kepada seluruh jajaran yang berada di paddock seperti pembalap, mekanik, dan para kru lainnya.
Rupanya alasan Toyota berpartisipasi dalam ajang balap 24 jam tersebut, salah satunya sebagai simulasi bagaimana jika mobil bermesin hidrogen dipakai bolak-balik antar kota dan dalam kondisi ekstrim seperti dipacu di sirkuit.
“Dalam 24 jam kami menempuh jarak lebih dari 1.500 km, setara dengan dua kali perjalanan pulang pergi antara Tokyo dan Osaka,” ungkap Morizo.
Partisipasi ajang balap 24 jam dengan mobil bermesin hidrogen juga merupakan bagian dari Toyota membuat mobil yang lebih baik atau ‘making ever-better cars’ seperti yang digaungkan saat ini.
“Seandainya kami tidak dapat menyiapkan mobil balap pada waktunya, masalah yang kami hadapi dalam 24 jam ini tidak akan terjadi. Itu berarti kami tidak akan memulai proses ‘making ever-better cars’ melalui motorsport,” jelas Morizo.
Namun partisipasi tersebut bukan akhir dari perjuangan, tetapi justru awal dari perjuangan karena pondasi untuk membuat mobil produksi yang berorientasi masa depan baru didapat setelah menyelesaikan balapan.
“Saya percaya bahwa masa depan yang netral karbon tidak akan tercipta melalui regulasi, melainkan semangat dan tindakan yang memiliki tujuan. Perjalanan kita ke masa depan baru saja dimulai,” sambung Morizo, “Saya yakin banyak orang lain di Jepang dan luar negeri, tergerak melihat mesin bertenaga hidrogen bersaing dalam perlombaan.” tutupnya.
(Joule)