SoundandMachine.com (Jakarta) - Asosiasi audio mobil Mobile Electronics Competition Association (MECA) sebagai salah satu asosiasi yang menjadi regulator di kompetisi modifikasi car audio, mengadakan training penjurian pada tanggal 27 Februari 2023 di hotel Grand Orchardz, Jakarta.

Training tersebut diadakan untuk sistem penjurian yang baru, serta beberapa penyegaran atas regulasi untuk penilaian para partisipan di kontes car audio dengan MECA sebagai regulator.

Baca Juga:
Kegiatan Indonesia Car Audio Network Judge Training 2022 Akan Diselenggarakan di Kota Surabaya

“Ada adendum baru dari MECA Amerika-nya, jadi kita bikin judge training 2023, sekalin samain persepsi untuk rule, dan kita kupas sesuai rule, kita ada pelatihan untuk juri-jurinya, sekaligus kita tes menjuri langsung di mobil yang sudah di-screening sama trainer.” buka Hendra Taniel, President MECA Indonesia kepada SoundandMachine.com di lokasi acara (27/2/2023).

Baca Juga:
2022 CAN International Training Impression From CAN Philippines Judge, Alexander Garcia Lee

MECA akan menerapkan sistem online scoring dalam penilaian, agar memudahkan para juri ketika menilai mobil peserta, bekerjasama dengan Car Audio Network (CAN) untuk sistem dan teknisnya.

Melihat dari sistem online scoring CAN, para calon peserta dan juga juri akan diwajibkan untuk memiliki akunnya terlebih dahulu, sebelum terjun ke kompetisi.

Baca Juga:
Jendral Audio Pekanbaru: I-CAN Judge Training Beri Pengaruh Kuat ke Usaha Saya

“Sama seperti di CAN, itu akan ada competition quest, supaya juri pada saat menilai ingat aturan-aturan, bracket nilai-nya bahkan safety sheet-nya di sini. Kalau saya bikin cara menilai supaya presisi.” jelas Wahyu Tanuwidjaja, Founder CAN yang hadir di training sebagai implementor.

Duo figur modifikasi car audio kawakan Andreas Tjahjadi dan Maslim Djanuanto menjadi pelatih untuk para peserta pelatihan MECA.

Training tersebut mengulik regulasi MECA dalam penilaian peserta kontes car audio, mulai dari hal yang paling mendasar sampai tingkat kompleks.

Hal yang paling mendasar, sebagaimana dimaksud pelatih adalah ketika menilai harus benar-benar mengacu pada rulebook. “Kita menilai berdasarkan rulebook, tidak menilai berdasarkan mobil pertama.” tegas Andre, sapaan akrab Andreas Tjahjadi.

Selain rulebook, para juri juga harus bertanya ke peserta mengenai besaran volume untuk verifikasi ketika menilai di dalam mobil. Jika tidak yakin, pakai dB meter dan juga perkiraan atau common sense. “Di MECA 80-90 dB, kalau lebih atau kurang kita bisa ngomong ke peserta.” tambahnya.

Beberapa poin penilaian di MECA, sebagaimana yang dibahas di training antara lain tonal akurasi dan musikalitas, realisme, staging width, ambience, lagu untuk penilaian, hingga cara memasukkan angka.

Selain teori, dalam training tersebut juga ada sesi praktek penilaian, dengan mobil yang sistem audionya sudah dimodifikasi.

Menariknya, mobil yang menjadi bahan sesi praktek, diantaranya peserta Champion of Champions di PAHAMI Audio Contest di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023, yaitu Toyota Harrier garapan Glaze Audio.

Meski para peserta training kebanyakan sudah berpengalaman, baik dalam bidang industri car audio maupun sebagai juri, pihaknya menghimbau agar memberi nilai sewajarnya namun tetap mengacu pada rulebook.

“Kalau kita kasih nilai terlalu kecil, artinya juri itu sangat superior. Kita harus hargai juga para peserta. Kita jangan underestimate, kecuali kalau itu sangat jelek sekali.” pesan Maslim Djanuanto, Pelatih Training Juri MECA.

Di akhir sesi, para peserta mendapat sertifikat atas partisipasinya dalam training MECA, dan diantaranya akan bertugas untuk 10 seri kontes car audio yang direncanakan tahun 2023. Selamat bertugas. (Joule)