Oleh : redaksi
SoundandMachine.com (Jepang) - Baru-baru ini, melalui keterangan resminya, Daihatsu Motor Corp. Ltd. mengakui bahwa pihaknya telah memanipulasi lini yang dikembangkan oleh timnya untuk pengajuan persetujuan uji tabrak (crash test) di bagian samping kendaraan.
Ironisnya, Daihatsu melakukan manipulasi tersebut di lini keluaran terbarunya yang sudah mengusung platform Daihatsu New Global Architecture (DNGA) dan baru-baru ini diluncurkan ke Indonesia, dan itu melibatkan produk dengan merek Toyota sebagai perusahaan induk.
Baca Juga:
Chery Tiggo 8 Sudah Diproduksi Lokal, Harga Jual Bakal Lebih Terjangkau?
(sumber: ASEAN NCAP)
Baca Juga:
Lama Tak Ada Pembaruan, Toyota Luncurkan Tiga Varian Fortuner Baru Berwajah Legender
Manipulasi tersebut antara lain memodifikasi bagian dalam pintu depan yang secara prosedur pengujian tabrakan samping tidak dibenarkan.
“Ini tindakan yang benar-benar tidak dapat diterima, mengkhianati kepercayaan pelanggan kami. Kami ingin meminta maaf dengan tulus kepada pelanggan kami di seluruh dunia dan semua pihak terkait atas ketidaknyamanan dan kekhawatiran yang ditimbulkan.” buka Akio Toyoda, Toyota Chairman of the Board dalam keterangan resmi Toyota Global News Room (28/4/2023).
Baca Juga:
Cocok Jadi Pilihan Mobil Listrik Pertama? Begini Keunikan Neta V-II di Kelas Rp 300 Jutaan
DIkonfirmasi oleh Daihatsu, adapun lini Toyota yang ditemukan manipulasi untuk pengajuan persetujuan crash test tersebut antara lain Toyota Yaris Ativ atau Vios untuk pasar Indonesia, dan Toyota All-New Agya.
Daihatsu menyatakan bahwa pelanggan yang menggunakan model tersebut tidak perlu melakukan tindakan apa pun untuk melanjutkan penggunaan.
Tim internal Daihatsu juga melakukan investigasi untuk model yang sedang dalam pengembangan.
“Kami juga akan memberi tahu publik secara tepat waktu mengenai fakta yang kami pelajari melalui penyelidikan kami.” tambah Toyoda.
Sekedar informasi, Daihatsu menjalankan seluruh prosesnya, mulai dari pengembangan hingga lulus tes sertifikasi yang diperlukan, berdasarkan perjanjian pasokan OEM dan perjanjian pengembangan bersama antara Toyota Motor Corporation (Toyota) dan Daihatsu.
Untuk produk yang memakai nama Toyota, dilanjutkan dengan mengajukan permohonan persetujuan jenis kendaraan dari pihak berwenang, kemudian menjual dengan mereknya setelah menerima persetujuan yang diperlukan.
Setelah ditemukan, Daihatsu akan segera melaporkan dan mengkonsultasikan dengan otoritas inspeksi dan sertifikasi, dan menangguhkan pengiriman produk ke negara tertentu atas persetujuan setelah berdiskusi dengan Toyota sebagai perusahaan induk.
“Kami akan mulai dengan melakukan penyelidikan terperinci dan mengumpulkan fakta secara menyeluruh untuk memahami situasinya, menentukan penyebab sebenarnya, dan bekerja dengan rajin untuk mencegah terulangnya kembali.” jelas Toyoda.
Sebagai perusahaan induk, Toyota berjanji akan menyelesaikan persoalan tersebut dengan meningkatkan operasi produksi mobil dan grupnya, serta bertanggungjawab atas pelanggan yang mobilnya terdampak.
“Toyota tidak akan melarikan diri, berbohong, atau memutarbalikkan kebenaran selama krisis penarikan pada tahun 2009. Sebagai Chairman of the Board dengan pengalaman masalah recall, akan memimpin inisiatif untuk tata kelola dan kepatuhan.” pungkas Toyoda. Semoga cepat terselesaikan. (Tim Redaksi)