Cocok Jadi Pilihan Mobil Listrik Pertama? Begini Keunikan Neta V-II di Kelas Rp 300 Jutaan

  • Oleh : Julfikri

Jum'at, 06/Sep/2024 10:00 WIB
Neta V-II, mobil listrik dengan banyak keunikan di kelas Rp. 300 jutaan. (foto: Joule) Neta V-II, mobil listrik dengan banyak keunikan di kelas Rp. 300 jutaan. (foto: Joule)

SoundandMachine.com (Jakarta) - PT. Neta Auto Indonesia mulai menambah lini kendaraan listriknya pada tanggal 22 Mei 2024 yaitu Neta V-II. Kehadiran V-II menjadi lini kedua Neta untuk pasar Indonesia, dan lebih menargetkan masyarakat yang baru beralih ke mobil listrik.

Pertama dari sederet fitur yang ditawarkan dan harga mulai dari Rp 299 juta, V-II tergolong kompetitif untuk ukuran kendaraan listrik 5-pintu.

Baca Juga:
Generasi Terbaru Hyundai Santa Fe di Indonesia Siap Diluncurkan Bulan Oktober 2024

“Dengan berbagai fitur dan spesifikasi yang inovatif dan canggih, harga V-II sendiri cukup kompetitif di pasarnya. Ini menjadi salah satu tujuan kami menarik minat konsumen terutama bagi mereka yang baru mau mencoba beralih menggunakan mobil listrik.” buka Jerry Huang Managing Director PT. Neta Auto Indonesia dalam keterangan resmi (22/5/2024).

Tim soundandmachine berkesempatan untuk mencoba V-II selama empat hari, dengan metode pemakaian berkendara sehari-hari di dalam kota. 

Baca Juga:
Sambangi Tiga Kota, Segini Harga Jual Honda Stepwgn e:HEV yang Diinginkan Konsumen

Impresi pertama ketika melihat eksterior V-II adalah, terlihat lebih baik dibanding Neta V dari segi tampilan dan juga proporsi, sehingga cukup wajar mengapa dibanderol dengan harga lebih tinggi. 

Baca Juga:
Lebih Responsif di Tikungan, Sportscar Toyota GR86 Terbaru Dapat Improvisasi Performa

Desain V-II terlihat seperti coupe SUV Eropa yang diciutkan, terutama kalau melihat bagian belakangnya, dan dari eksterior seperti ini sudah langsung terlihat keunikannya.

Masuk ke kabin V-II, desain interiornya juga terlihat unik. dan itu sudah menjadi salah satu ciri khas Neta karena V juga seperti ini bentukannya, meskipun untuk warna interior V yang berwarna hitam lebih pas diterapkan di V-II.

Selain itu, V-II juga memiliki tombol yang sedikit, karena lebih banyak di layar multimedia untuk pengoperasian seperti AC, driving mode, dan sebagainya. Terkesan canggih tetapi sebetulnya termasuk merepotkan, karena untuk mengoperasikannya harus melalui menu.

Sementara untuk tombol konvensional seperti hazard misalnya, diletakkan di bawah layar multimedia, dan itu kurang intuitif di saat darurat.

Namun keunikan kabin V-II bukan hanya desain, tetapi juga pengoperasiannya. Pertama dari absennya tombol untuk menghidupkan atau mematikan motor listrik, yang bisa membuat pengguna baru mobil listrik bingung.

Untuk menghidupkan mesin, cukup membuka kunci dan pintu sisi pengemudi, dan motor listrik akan menyala, sehingga mobil langsung siap dikendarai setelah menginjak rem dan memindahkan tuas transmisi di kolom setir.

Sementara untuk mematikannya, dengan keluar dari mobil dan kunci pintu, sehingga motor listrik mati dan pengguna bisa meninggalkan mobilnya. 

Namun apabila parkir di area seperti basemen atau gedung parkir, biasanya lampu utama tidak langsung mati, tetapi akan mati dengan sendirinya, sehingga hanya perlu adaptasi dalam menggunakannya.

Keunikan V-II juga terasa sampai ketika mobil dikendarai. Pertama, dari tuas transmisi di kolom setir membuat V-II terkesan lebih upmarket, karena model tuas seperti ini biasa ada di mobil yang kelasnya lebih tinggi.

Namun buat orang Indonesia pada umumnya, kurang lazim dari segi pengoperasiannya, sehingga akan merepotkan pengguna apabila belum paham betul. Apalagi V-II pengoperasian lampu sein, wiper, dan lampu dim yang semuanya berada dalam satu tuas di sebelah kiri.

Untuk yang biasa mengendarai mobil Eropa mungkin tidak masalah, namun apabila biasa mengendarai mobil Jepang, yang notabene seunik-uniknya pengoperasi lampu sein di kiri dan wiper melalui tuas di sebelah kanan, memerlukan adaptasi lebih.

Untungnya apabila tidak sengaja menekan tuas transmisinya ke atas, tidak membuat posisi transmisinya langsung tergeser ke netral, sehingga relatif aman.

Keunikan lain dari transmisi V-II adalah ketika mobil berada di area outdoor. Seperti misalnya kalau transmisi berada di posisi D atau R, lampu akan menyala, sementara jika berada di posisi N atau P, lampu akan mati, sehingga berfungsi menjadi tanda.

Bentuk setir yang tidak berbentuk lingkaran seperti mobil pada umumnya, menambah keunikan dari mobil ini, dan untungnya sangat mudah diputar.

Dengan sederet keunikan seperti ini, V-II lebih cocok untuk masyarakat yang ‘techno-geek’ atau pehobi teknologi ketimbang pengguna yang berpikir ‘sekedar alat transportasi’ karena sejumlah fitur yang tidak lazim tersebut.

Namun apabila sudah cukup menguasai fitur-fiturnya, V-II akan menjadi pilihan mobil listrik yang paling praktis dan fleksibel untuk di kelas Rp 300 jutaan. Review lengkapnya, sudah tayang di kanal YouTube : Sound and Machine, klik link untuk menonton: https://youtu.be/fEQDPTyLltA?si=JJNMqiydCcB0VDr5

Bagaimana menurut anda? (Joule)