Oleh : Julfikri
SoundandMachine.com (Tangerang) - Di tengah maraknya usaha Paint Protection Film (PPF) untuk kendaraan di Indonesia, terdapat satu pemain yang tergerak untuk peduli terhadap dunia pendidikan di Indonesia, sambil menggerakkan usaha tentunya.
Merek asli Indonesia Wrap Station adalah salah satu pemain yang tergerak untuk membuka akademi Wrap Academy, yaitu pelatihan untuk pemasangan atau aplikator PPF khusus pelajar baru lulus Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jurusan otomotif.
Baca Juga:
Rangkul Ahli di Bidangnya, Black Stone Garage Buka Gerai Car Detailing, PPF dan Kaca Film
(sumber: Wrap Station)
Baca Juga:
Berawal dari Kaca Film, Gerai Nathan Motor Buka Workshop One Stop Service Kens Autowerke
“Wrap Station bekerja sama dengan SMK lokal jurusan otomotif untuk bergabung. Kami sangat disambut positif oleh sekolah-sekolah tersebut karena kami mampu menyerap tenaga kerja. Ini bentuk CSR (Corporate Social Responsibility) kami untuk area terdekat kami.” buka Ricky Fernando, Direktur Utama PT WSGS Global Sentosa, selaku pemegang merek Wrap Station dalam keterangan resmi (17/10/2024).
Menurut Ricky, meski pasar PPF bertumbuh, kurangnya sumber daya manusia tepatnya karena jumlah tenaga aplikator sangat sedikit, menjadi kendala di industri sehingga menghambat perkembangan bisnis Wrap Station.
Baca Juga:
Kualitas Premium dan Harganya Terjangkau, TDA Hadirkan Brand Kaca Film dan PPF Lokal Vrost
“Ini merupakan jembatan industri otomotif untuk generasi anak-anak SMK yang baru lulus untuk mendapatkan pekerjaan.” jelas Ricky.
Mulai dibuka pada September 2024, peserta yang mengikuti pelatihan ini diberi pengetahuan mendalam secara praktis terkait pengaplikasian pelapis bodi kendaraan dengan baik dan sesuai standar perusahaan.
Setelah tiga bulan lamanya waktu pelatihan, terdapat proses eliminasi di tiap bulannya hingga menyisakan beberapa kandidat terbaik.
Menariknya, ketika program berlangsung, tidak sedikit peserta didik perempuan yang bergabung menjadi aplikator PPF, sehingga menjadi angin segar bagi para perempuan untuk mendapatkan kesetaraan dalam bekerja, meski di industri yang didominasi oleh laki-laki.
Menurut Warp Station, banyak perempuan masuk SMK otomotif, dan ketika lulus tidak ada wadah yang menerima mereka sebagai pekerja karena didominasi laki-laki.
Padahal industri otomotif itu untuk semua, dan itu sudah dibuktikan bahwa perempuan bisa berkompetisi, bahkan lebih andal dibanding laki-laki karena mereka lebih teliti.
“Bisa dibilang, kami pertama di dunia yang menyerap tenaga kerja dari sekolah-sekolah, menjadi pertama menghadirkan pelatihan sebagai aplikator PPF, dan memecahkan stereotipe tentang dunia kerja di bidang otomotif.” kata Ricky.
Wrap Station merupakan salah satu pemain di industri pelapis cat kendaraan dengan menyediakan produk perlindungan cat eksterior kendaraan berupa PPF, selama lebih dari 5 tahun.
Komponen tersebut mampu menghalau paparan sinar matahari langsung, dan mampu menahan goresan-goresan ringan pada bodi kendaraan. Dengan keunggulan seperti ini membuat industri PPF di Indonesia bertumbuh ke arah positif.
Wrapstation yang mulanya hanya memiliki satu outlet di Serpong, Tangerang Selatan, saat ini sudah mengekspansi wilayah lain, yaitu Jakarta dan Singapura.
“Seiring dengan perkembangan industri tersebut, kami semakin ramai, semakin diminati pelanggan lama maupun baru yang ingin mencoba layanan kami dan semakin tahun semakin meningkat.” pungkas Ricky. (Joule)