Oleh : Febri
Soundandmachine.com (Alam Sutera) - ASIA CAN Finals 2025 resmi digelar di Flavor Bliss, Alam Sutera, pada 3-4 November 2025, menghadirkan konsep kompetisi baru bertajuk Battle of Titans, di mana mobil dengan perangkat audio puluhan juta hingga miliaran rupiah bertanding dalam satu kelas yang sama berkat sistem handicap berbasis data statistik.
Baca Juga:
ASIA CAN Malaysia 2025 Digelar, Workshop Siap Adu Kualitas Instalasi Audio Mobil
Format ini membuat hasil akhir ditentukan bukan oleh harga perangkat, melainkan kualitas instalasi dan tuning, sehingga membuka peluang bagi tuner kecil untuk menantang pemain besar.

Baca Juga:
ASIA CAN Finals 2025 Kicks Off, Asia Top Installers Battle Skills in Indonesia
Apresiasi dari Malaysia
Pengelola Malaysia CAN, Mr. Yap, memberikan kesan positif terhadap penyelenggaraan tahun ini. “My first impression of Asia CAN Finals is fantastic, they are well organized, from the system, logistic, hotel and hospitality is well organized. The enthusiasm is fantastic and high class,” ujar Mr. Yap.
Baca Juga:
Malaysia`s ASIA CAN 2025 is Set, Car Audio Tuners Gear Up for the Ultimate Battle

Ia juga menegaskan bahwa perkembangan komunitas car audio di Malaysia ikut terdorong sejak mengadopsi sistem CAN dari Indonesia.
“MY CAN came a long way from 2022 since we have copyright from Indonesia, we received very well respond and MY CAN I think now consider as a success,” tambahnya.
Tiga Kompetisi dalam Satu Event
Selain Battle of Titans, ASIA CAN Finals 2025 juga menghadirkan Indonesia Open Master Tuner Cup – terbuka untuk tuner lokal, yang tidak mengikuti Asia CAN Finals 2025.
Lalu ada Asia Master Tuners Cup dimana formatnya adalah perwakilan tiap negara diberi waktu 30 menit untuk instalasi audio dengan perangkat dan preset standar, dinilai tanpa terlihat identitas pesertanya. Ketiganya berlangsung bersamaan, namun tetap memiliki format dan peserta berbeda.

ASIA CAN Finals 2025 menjadi bukti bahwa kompetisi car audio kini bergerak ke arah yang lebih skill-based, objektif, dan setara.
Sistem handicap menutup jarak antara mobil “mahal vs murah”, dan format penjurian komputerisasi memastikan fairness di semua level.
Dengan kata lain, di era baru ini, yang diuji bukan lagi siapa yang punya perangkat termahal, tetapi siapa yang benar-benar punya keahlian terbaik.