Ini Apresiasi dan Pesan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo Untuk IIMS 2021 Fase Kedua

  • Oleh : Julfikri

Kamis, 18/Mar/2021 19:00 WIB


SoundandMachine.com (Jakarta), 18 Maret 2021 – Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI), Bambang ‘Bamsoet’ Soesatyo mengapresiasi penyelenggaraan Indonesia International Motor Show (IIMS) 2021 Fase Kedua, sekaligus menyampaikan sejumlah pesan.

 

Baca Juga:
Hadirkan Rasa Goodwood di Sirkuit Sentul, Indonesia Auto Speed Festival 2023 Sukses Digelar

Apresiasi tersebut berdasarkan semangat untuk membangkitkan perekonomian nasional melalui industri otomotif meski harus virtual, salah satu buktinya adalah kesuksesan IIMS 2021 fase pertama pada tanggal 18-28 Februari 2021 silam dari jumlah total transaksi yang dibukukan.

 

Baca Juga:
Dihadiri Ketua IMI Bamsoet, Group Otomotif 1990 Ngabuburit dan Buka Puasa Bersama di Motovillage

“Meskipun diselenggarakan secara virtual, tidak berarti jadi hambatan dalam proses transaksi, hal ini dibuktikan pada pameran IIMS fase pertama yang telah berhasil membukukan total transaksi sebesar 14 Milyar Rupiah.” buka Bamsoet dalam kata sambutan di seremoni pembukaan IIMS 2021 fase kedua (18/3/2021).

 

Baca Juga:
Bamsoet Jadi Juri di Indonesia Car Audio Tuning 2022 ENDURANCE BATTLE. Begini Penilaiannya

Meski upaya membangkitkan industri otomotif sudah dilakukan, Bamsoet berpesan bahwa ada beberapa tantangan yang tidak boleh diabaikan.

 

Dimulai dari pengendalian angka persebaran Covid-19, Bamsoet mengakui bahwa implementasi program vaksinasi masih belum optimal yang tentunya akan berpengaruh pada percepatan pemulihan ekonomi nasional, termasuk pengadaan IIMS hybrid nanti.

 

“Kita semua berharap di bulan April nanti IIMS dapat menyelenggarakan secara hybrid yang mengkombinasikan konsep online dan offline dengan, tentu saja, menerapkan protokol kesehatan.” ungkap Bamsoet.

 

Oleh karena itu Bamsoet berpesan agar masyarakat tetap mematuhi protokol Kesehatan serta menjalankan 3T yaitu tracing, testing, dan treatment untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

 

Kedua, adanya pembatasan kebijakan aktifitas ekspor-impor di sejumlah negara pada masa pandemi yang mempengaruhi ketersediaan pasokan bahan baku dan oleh karena itu perlu diupayakan berbagai langkah agar mengurangi ketergantungan impor.

 

Seperti mendorong investasi pembangunan industri komponen otomotif di dalam negeri, menyusun kebijakan berorientasi mendorong penggunaan produk dalam negeri, dan meningkatkan kualitas SDM pada bidang pembuatan komponen.

 

Ketiga, penetrasi industri otomotif Indonesia memang dinilai cukup potensial untuk ekspor dari angka rata-rata 200.000 unit per tahun ke lebih dari 80 negara, namun Bamsoet berpikiran, tidak ada yang menjamin kondisi ini dapat bertahan seterusnya.

 

Semenjak perbedaan harga industri otomotif antar negara relatif rendah, Bamsoet berpesan agar tetap meningkatkan daya saing dengan segala inovasi untuk meningkatkan nilai tambah aspek kualitas sebagai penentunya.

 

Persaingan global industri otomotif bukan merupakan hal yang stagnan melainkan terus tumbuh seiring perkembangan zaman dari segala teknologi. Seperti misalnya kendaraan akan serba terkoneksi hingga swakemudi.

 

“Saya berharap penyelenggaraan IIMS 2021 ini menjadi momentum kebangkitan industri otomotif nasional, kiranya berbagai kebijakan stimulus yang diberikan pemerintah dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga industri otomotif dapat berkontribusi secara penuh dalam upaya pemulihan perekonomian nasional.” tutup Bamsoet.

 

(Joule)