Kurangi Polusi Udara, Hyundai Dorong Pertumbuhan Mobil BEV di Indonesia

  • Oleh : ADV

Kamis, 01/Apr/2021 18:12 WIB


SoundandMachine.com (Jakarta) - Hyundai Motor Company (HMC), baru-baru ini turut berpartisipasi dalam perhelatan "The Economist Indonesia Summit - Towards a Sustainable Recovery". 

Pada kesempatan tersebut, HMC memaparkan strategi utamanya untuk mendorong mobilitas ramah lingkungan sebagai salah satu solusi untuk pemulihan ekonomi dan menjaga keberlangsungan lingkungan di Indonesia.

Baca Juga:
Sambut Idul Fitri 2024, Hyundai Gowa Adakan Promo Khusus dan Bengkel Siaga 24 Jam

Tae-Uhn Kim, Vice President, Business Strategy Planning Hyundai Motor Company menjelaskan, Mobilitas yang ramah lingkungan (Clean Mobility), terutama Battery Electric Vehicle (BEV) akan memainkan peran penting dalam mengatasi masalah polusi udara di Indonesia dan memulihkan pertumbuhan ekonominya setelah pandemi COVID-19. 

"Memperluas penggunaan BEV bebas emisi, untuk menggantikan kendaraan berbahan bakar diesel dan bensin, dapat membantu pengurangan polusi dan secara bersamaan juga dapat mendukung Indonesia mewujudkan pembangunan ekonomi yang kuat dan juga ramah lingkungan," tuturnya.

Baca Juga:
Semakin Canggih dan Memudahkan, Mobil Listrik Hyundai Ioniq 5 Kini Dilengkapi Fitur Bluelink

Lebih lanjut ia menambahkan, pemerintah Indonesia telah memulai kebijakan pendukung untuk Kendaraan Rendah Emisi Karbon atau Low Carbon Emission Vehicles (LCEV) yang mencakup Hybrid (HEV) dan Plug- in kendaraan Hybrid (PHEV). 

Jenis kendaraan tersebut, dianggap memiliki peran utama sebagai titik transisi akan adopsi kendaraan listrik secara penuh. "Pergeseran ini sejalan dengan konsensus global dalam upaya untuk mengurangi jejak karbon dan mengurangi dampak dari perubahan iklim," kata Kim. 

Baca Juga:
Pelanggan Upgrade Audio Mobil Listrik Meningkat, Cartens Autosound Pasang EV Charger di Gerainya

Menurut Kim, tindakan global ini tidak hanya untuk mengikuti arahan dari Paris Climate Accord, tetapi juga menekankan bahwa langkah menuju pertumbuhan ekonomi yang hijau adalah perubahan paradigma yang tak mungkin terwujud tanpa kemauan kuat baik dari pemerintah dan juga sektor swasta. 

"Pemerintah perlu menetapkan kebijakan yang tepat dengan dukungan penuh dari industri. Kolaborasi yang kuat adalah suatu keharusan untuk terus mendorong adopsi dan penggunaan BEV secara lebih luas.” pungkasnya. (EPS)