Gunakan Mesin Hidrogen untuk Balap Endurance 24 Jam, Ini Penjelasan Toyota

  • Oleh : Julfikri

Rabu, 19/Mei/2021 13:20 WIB


SoundandMachine.com (Jepang) – Toyota mengumumkan bahwa mereka akan memakai mesin hydrogen, untuk berpartisipasi dalam ajang Napac Fuji Super Tec 24 Hours Race pada tanggal 21-23 Mei 2021 mendatang di Fuji Speedway.

Dikutip dari media resmi Toyota Motor Corporation yaitu Toyota Times, para ahli memberi penjelasan mengapa memilih mesin hidrogen untuk bertarung di ajang endurance 24 jam.

Baca Juga:
Gandeng Yamaha, Toyota Akan Kembangkan Mesin V8 Hidrogen Bertenaga Besar

Mesin hidrogen hampir tidak ada emisi gas buang CO2. Namun apa yang membuat Toyota mengerahkan mesin hidrogen ke ajang balap 24 jam dengan fatigue sangat tinggi sehingga mobil bensin yang lebih berpengalaman-pun sering gagal finis?

“Hanya bertahan tiga atau lima jam saja tidak cukup. Anda harus melakukan persiapan untuk bertahan selama 24 jam.” ungkap Akio Toyoda, President Toyota Motor Corporation dalam keterangan pers-nya (22/4/2021).

Baca Juga:
Varian Toyota Fortuner Terbaru, Ternyata Pakai Mesin yang Andal di Lintasan Balap

Akio juga memberi alasan bahwa mesin bertenaga hidrogen memiliki potensi tersembunyi untuk motorsport di masa depan. Iapun juga melawan stereotip negatif masyarakat Jepang mengenai hidrogen dengan turut berpartisipasi dalam balapan.

“Banyak orang Jepang mengasosiasikan hidrogen dengan ledakan. Jadi saya ingin menunjukkan bahwa itu aman dengan ikut balapan.” tegas Akio.

Baca Juga:
Toyota GR Supra Racikan Toms Ini Lebih Bertenaga dan Nyaman untuk Perjalanan Jarak Jauh

Toyota menggunakan Corolla Sport sebagai basis mobil balap namun dengan mesin GR Yaris berikut sistem 4WD-nya. Mesin GR Yaris dipilih karena dapat menghadapi suhu, tekanan, dan RPM tinggi dan tim mengambil tantangan untuk mengkonversikannya ke tenaga hidrogen.

“Mesinnya sendiri tetap sama seperti sebelumnya. Konsep kami untuk proyek ini adalah membuat mesin hidrogen dengan menggunakan sebanyak mungkin teknologi pembakaran internal yang ada,” ungkap Naoaki Ito, Insinyur Utama dari Gazoo Racing Project Operation Div.

Ito tidak menampik bahwa pekerjaannya tersebut memungkinkan kendaraan bermesin bensin lainnya dapat dikonversi ke hidrogen. Namun yang terpenting adalah bagaimana supaya netralitas karbon bisa tercapai.

“Kami berpikir bahwa pencapaian ini akan memungkinkan konversi mesin mobil yang ada menjadi hidrogen, menyediakan senjata yang ampuh dalam upaya mencapai netralitas karbon,” sambung Ito.

Hidrogen memiliki temperatur yang lebih tinggi dari bensin ketika mesin dihidupkan. Agar memastikan dapat mendukung pembakaran hidrogen secara stabil dengan mesin yang sama, para insinyur menyatakan berawal dari teknologi dan inovasi injektornya.

Untuk mesin bertenaga hidrogen, bahan bakarnya adalah gas. Itu berarti butuh banyak effort agar menghasilkan teknologi yang menciptakan pembakaran efisien dan stabil ketika injektor menyemprotkan gas tadi.

Salah satu supplier Toyota, Denso, mengerahkan keahliannya sebagai perusahaan dengan sejarah panjang dalam pengembangan injektor, bahkan sudah mengerjakan sebelum istilah 'netralitas karbon' menjadi hal biasa.

Kombinasi injektor Denso dan teknologi mesin direct injection Toyota mengatasi kendala kontrol suhu selama pembakaran sehingga tercipta kestabilannya.

Kemudian, untuk teknologi tangki memakai yang ada pada mobil produksi Toyota Mirai, karena terbukti dapat menyimpan hidrogen dengan aman pada tekanan tinggi dan menyalurkannya sebagai bahan bakar.

Namun dalam konteks modifikasi ke mobil balap, ternyata jauh berbeda pengaplikasiannya dengan mobil produksi dan insinyur yang telah mengembangkan tangki untuk Mirai mengakui belum berpengalaman dengan tantangan tersebut.

Pasalnya, para insinyur juga harus memperhitungkan kemungkinan tabrakan dalam kecepatan tinggi, termasuk ketika tidak terlibat, tetapi dapat terkena pecahan dari benturan di dekatnya.

Paling tidak Toyota telah melakukan pengetesan dengan tujuan agar dapat terbayang kasus-kasus di mana proyektil tajam dan berkecepatan tinggi dapat menembus tangki.

(sumber: Toyota Times)

Mirai dilengkapi dengan tiga tangki dengan berbagai ukuran (besar, sedang, kecil), sedangkan Corolla Cross hidrogen ada empat tangki, dua langsung dari Mirai berukuran sedang, dan selebihnya dibuat sedikit lebih pendek.

Dengan demikian, kapasitas tangki Corolla Cross hidrogen dapat menampung 180 liter, sedangkan Mirai 141 liter. Tujuannya tak lain agar memaksimalkan jarak berkendara dengan satu muatan bahan bakar hidrogen.

Selain itu, konteks balapan memiliki kondisi yang sangat berbeda dengan mengemudi di kota. Pasalnya selama balapan, mobil terus berjalan dengan kecepatan penuh dan ternyata hal ini menyebabkan suhu di dalam tangki hidrogen terus turun.

(sumber: Noriaki Mitsuhashi)

(sumber: Toyota Times)

Modifikasi Corolla Sport bertenaga hidrogen membuat bobot mencapai lebih dari 100kg. Terkesan kontradiksi, karena biasanya sebuah kendaraan yang dimodifikasi untuk keperluan balap dirancang seringan mungkin untuk meningkatkan kecepatan dan efisiensi bahan bakar.

Namun kembali lagi, arena balap merupakan lingkungan yang menantang, berbeda dengan jalan perkotaan atau jalur tes reguler. Itupun tidak ada yang tahu masalah apa yang akan dihadapi teknologi baru ini, tetapi tim harus menanganinya untuk melanjutkan balapan.

Balapan 24 jam dengan mesin hidrogen akan berperan sebagai tempat pembuktian untuk membantu meningkatkan teknologi hingga menjadi sesuatu yang lebih baik bagi seluruh dunia.

“Untuk membuat teknologi seperti itu menjadi kenyataan, Anda harus menempatkan diri Anda berada di mana sumbu waktu bergerak dengan cepat, dan Anda harus menguji banyak hal lagi dan lagi.” jelas Koji Sato, GAZOO Racing Company President dalam keterangan pers-nya (22/4/2021). "Jika Anda tidak melakukan itu, masa depan tidak akan datang lebih dekat." tutupnya.

(Joule)