Jangan Asal, Selalu Gunakan Oli Mobil Sesuai Rekomendasi Pabrikan

  • Oleh : ADV

Selasa, 15/Jun/2021 13:46 WIB
Ilustrasi Pengisian Oli (Freepik) Ilustrasi Pengisian Oli (Freepik)

SoundandMachine.com (Jakarta) - Kawan SoundandMachine mungkin terkadang merasa bingung, khususnya ketika akan membeli pelumas atau oli yang cocok untuk mesin kendaraan. Karena, di kemasan produk pelumas tersebut, kadang menyertakan kode-kode yang belum tentu dipahami.

Padahal pelumas memiliki peran sangat penting pada sebuah mobil, yaitu melumasi komponen di dalam mesin ketika mobil dinyalakan, sehingga mengurangi keausan dengan mencegah kontak antar metal. 

Baca Juga:
Diimpor dari Thailand, Oli Eneos 10W-30 Jaga Performa Mesin Diesel Canggih Terkini

Selain itu, pelumas juga bisa memindahkan panas sehingga mencegah macet antara piston dan bearing. Lalu fungsi yang terakhir adalah menetralkan asam dan mencegah korosi serta karat. Itu sebabnya Anda juga tidak bisa memilih sembarang oli mesin untuk mobil kesayangan. 

Jika oli yang digunakan bukan peruntukkan kendaraan, maka akibatnya akan fatal bagi kelangsungan mesin mobil. Itu lah mengapa setiap mesin membutuhkan spesifikasi oli yang berbeda sesuai dengan jenis mesin dan kekentalan olinya. 

Baca Juga:
Cara Mudah Memilih Pelumas Mobil yang Tepat Ala Suzuki

Peter Dionisius, Product Development PT Autochem Industri pemegang merek pelumas Prestone mengatakan, bahwa kode di kemasan merupakan penanda standarisasi oli. "Standardisasi oli ada banyak yang mengeluarkan. Tapi yang umum dipakai untuk oli mesin kendaraan bermotor di Indonesia hanya SAE dan API," ujar Peter. 

Baca Juga:
Pentingnya Cek Volume Pelumas Mesin Mobil Agar Performa Tetap Prima

SAE singkatan dari Society Of Automotive Engineers, sebuah badan yang mengeluarkan sertifikasi tingkat kekentalan oli, atau yang biasa disebut dengan Viscosity Grade. 

Dalam kemasan, petunjuk kekentalan oli umumnya diinformasikan dengan angka SAE. Semakin kecil angka indeks SAE, oli juga akan semakin cair. Sebaliknya, jika angka indeks SAE besar, oli akan semakin kental.

Sebagai contoh, pada kemasan oli tertulis SAE 10W – 40. Angka paling depan adalah tingkat kekentalan oli pada suhu dingin yang diikuti oleh huruf W (winter).

Sedangkan angka belakang (40), menunjukkan tingkat kekentalan oli ketika mesin dalam kondisi bekerja atau dalam suhu panas. Semakin besar angkanya, maka semakin kental oli pada kondisi dipakai.

Sementara API singkatan dari America Petroleum Institute, sebuah badan yang mengeluarkan sertifikasi oli. Ada dua sertifikasi yang dikeluarkan, yakni Kode Spark (S) untuk mesin bensin dan Kode C (Combustion) untuk mesin diesel.

"API menunjukkan aditif apa yang dipakai," tutur Peter. Biasanya, kode oli yang tertera pada mesin bensin adalah SA, SB, SC, SD, SE, dan SF. Sedangkan pada mesin diesel, kode yang mengikuti huruf C adalah CA, CB, CC, dan CD.

Kode-kode tersebut berpengaruh pada penggunaan oli mesin. Semakin tinggi huruf abjad kedua, berarti oli digunakan untuk mesin yang bekerja lebih berat. Selain itu, guna huruf pada abjad kedua juga menandakan kualitas oli.

Ketika Anda salah memilih oli yang tidak sesuai spesifikasi mesin, maka dapat mengganggu performa mesin. Efek yang ditimbulkan apabila kekentalan yang digunakan berbeda dengan yang seharusnya adalah mobil jadi lebih berat, kemudian mesin biasanya akan terdengar menggelitik, atau yang biasa disebut engine knocking. 

Efek selanjutnya, mesin akan mudah panas atau mengalami overheat, performa yang mulai terganggu, dan mesin tidak mau jalan (mogok) karena overheat. Jadi kesimpulannya, Anda harus melihat buku pedoman untuk memastikan kekentalan oli yang dibutuhkan mesin. (EPS)