IMI Automotive Appreciation Night, Tingkatkan Apresiasi Otomotif di Luar Motorsport

  • Oleh : Julfikri

Rabu, 23/Jun/2021 11:15 WIB


SoundandMachine.com (Jakarta) – Selama ini Ikatan Motor Indonesia (IMI) dikenal sebagai hal-hal terkait motorsport karena memang induknya.

Namun mulai 19 Juni 2021, IMI meningkatkan fokus apresiasi ke dunia otomotif di luar motorsport dengan mengadakan IMI Automotive Appreciation Night di Ciputra Art Preneur, Kuningan, Jakarta, untuk pertama kalinya.

Baca Juga:
Gantikan Auto Kultur, Perhelatan Suddenly Meet-Up Dihadiri Sejumlah Figur Otomotif Ternama

“Ini jadi satu agenda baru kita untuk mendapatkan added value menjadi anggota IMI. Kami harus mensupport kegiatan prestasi yang ada, sementara non-prestasi kami harus mencanangkan sport automotive tourism.” buka Rifat Sungkar, Ketua Panitia IMI Automotive Appreciation Night kepada SoundandMachine di Ciputra Art Preneur (19/6/2021).

Baca Juga:
Hadirkan Rasa Goodwood di Sirkuit Sentul, Indonesia Auto Speed Festival 2023 Sukses Digelar

Seperti yang diketahui, bidang IMI terbagi menjadi dua, yaitu prestasi atau aktifitas motorsport dan non-prestasi atau aktifitas diluar motorsport tetapi masih terkait otomotif. Non-prestasi inilah yang menjadi fokus utama IMI Automorive Appreciation Night sekaligus hal baru bagi IMI.

Untuk mencanangkan sport automotive tourism, menurut Rifat memang sangat menantang. Terlebih IMI harus mengupayakan bagaimana agenda besarnya yaitu kampanye keselamatan berkendara, bisa terlaksana seiring dengan touring wisata.

Baca Juga:
Bamsoet Jadi Juri di Indonesia Car Audio Tuning 2022 ENDURANCE BATTLE. Begini Penilaiannya

Oleh karena itu komunitas otomotif menjadi fokus paling utama agar sport automotive tourism yang dicanangkannya lebih memungkinkan terlaksana. Namun IMI membimbing para komunitas agar bisa melakukan pariwisata di berbagai daerah-daerah di Indonesia sambil meningkatkan keselamatan berkendara.

“Saya akan berjuang untuk komunitas di Indonesia dan semoga antara prestasi dan non-prestasi bisa berjalan seiringan sehingga bisa mendapatkan satu program yang besar ke depannya, yaitu menciptakan keamanan berkendara di jalan raya.” jelas Rifat.

Selain komunitas, aspek kreativitas juga menjadi sorotan seperti kustomisasi atau modifikasi yang memenuhi aspek legalitas, agar masyarakat Indonesia bisa menikmati karya buatan bangsa sendiri tanpa perlu khawatir berurusan dengan hukum.

“Selama berpuluh-puluh tahun Indonesia tidak bisa menikmati karyanya sendiri dan sekarang adalah waktunya untuk Indonesia bisa mendapatkan legalisasi dari karyanya negara kita sendiri.” ungkap pria yang menjabat di IMI Mobility.

Selain aspek legalitas, mendukung aspek kreativitas seperti kustomisasi atau modifikasi akan berdampak positif bagi para insan kreatifitas di bidang otomotif termasuk UMKM, tanpa mengganggu industri kendaraan baru.

“Tetapi akan kita pagari dengan standarisasi keselamatan agar semua ketika melakukan kegiatan apapun sesuai dengan protokol, baik kesehatan maupun keselamatan sesuai dengan standarisasi ini.”

Tentunya di perhelatan tersebut, IMI memberi apresiasi berupa penghargaan untuk para pihak yang dianggap membawa kemajuan dalam dunia otomotif Indonesia di luar prestasi balap dengan beberapa kategori.

Seperti Indonesia Automotive Figure, Achievement Young Automotive Entrepreneur, Automotive Influencer, Young Automotive Inspiration, Automotive History Maker, Automotive Event, Automotive Modification Workshop, dan figur Automotive Movement.

Menariknya, masing-masing kategori pihak yang menerima penghargaan tersebut memungkinkan untuk lebih dari satu pihak.

Seperti misalnya penerima penghargaan kategori Young Automotive Inspiration atau figur muda inspiratif ada Rifat Sungkar, Sean Gelael, Ananda Mikola, Rio Haryanto, M. Fadli, dan Mochamad Chandra “Charock” Kurniawan.

Untuk kategori tersebut semuanya berlatarbelakang pembalap, namun di luar prestasi motorsport, mereka dianggap menginspirasi bagi para antusias otomotif Indonesia di usia yang masih muda.

Salah satu contohnya Rio Haryanto sebagai pembalap F1 pertama di Indonesia di usianya yang masih muda.

Contoh lain kategori tanpa figur pembalap seperti Automotive Modification Workshop yang berarti gerai atau bengkel modifikasi ada Wibowo Santosa dari Permaisuri Ban, Edwin dari Autospot, Kiki Anugraha dari Karma Bodykit, dan sebagainya.

“Mereka menurut kita sangat berjasa menyiarkan otomotif apapun bentuknya.” tutup Rifat.

(Joule)