Bersama Rifat Sungkar, Mitsubishi Beri Tips Mudah Perawatan Ban Mobil

  • Oleh : ADV

Rabu, 22/Des/2021 10:46 WIB
Mitsubishi Xpander Mitsubishi Xpander

SoundandMachine.com (Jakarta) - Tak dapat dipungkiri, ban merupakan salah satu bagian terpenting dari sebuah mobil, yang mempunyai fungsi khusus dalam menentukan keselamatan dalam berkendara. 

Selain itu, ban juga berpengaruh terhadap performa dan kenyamanan mobil. Mengingat fungsinya yang sangat penting tersebut, namun kita sering kali abai, bahwa ban seharusnya juga memerlukan perlakuan khusus dalam pemakaian dan perawatan.

Baca Juga:
Diproduksi Lokal, Mitsubishi L100 EV Jadi Kendaraan Niaga Ringan Paling Lengkap Fiturnya

Agar pemilik mobil makin paham, Rifat Sungkar selaku Brand Ambassador Mitsubishi Indonesia memberikan beberapa tips. Pertama, kita perlu melihat kondisi ban yang terpasang.

Baca Juga:
Mitsubishi Motors Mulai Produksi Kendaraan Listrik Komersial Minicab MiEV di Indonesia

"Ban itu kalau dilihat dari dekat, sudah bisa terlihat apakah karetnya masih fresh atau sudah keras," buka Rifat dalam pada diskusi virtual bersama PT Mitsubishi Mortors Krama Yudha Sales Indonesia, Selasa (21/12/2021).

Menurutnya, kalau ban sudah keras, artinya performanya sudah kurang baik dan grip ke aspal juga pasti akan menurun. Biasanya, ban yang sudah keras merupakan ban yang sudah habis masa pakainya.

Baca Juga:
Penuhi Janji, Unit Pesanan Mitsubishi XForce Siap Didistribusikan Bulan November Ini

"Ban bisa habis masa bertugas kalau sudah lewat batas waktu. Pada dinding ban, tersedia informasi mengenai tahun produksinya. Biasanya ada di belakang dua digit," tutur pria yang juga Pereli Internasional tersebut. 

Misalnya, di bagian dinding ban tertulis angka 20, itu berarti ban tersebut diproduksi pada tahun 2020. Ia menjelaskan, untuk mempertahankan kondisi ban, pemilik mobil harus memperhatian tekanan angin, serta rutin melakukan wheel aligment atau spooring.

Tekanan angin adalah merupakan faktor yang sangat penting yang perlu diperhatikan, karena tekanan angin mempunyai peranan tingkat pertama dari segi keselamatan. Sebab, kondisi ban dengan tekanan angin yang kurang, dapat menyebabkan ban pecah secara tiba-tiba saat mobil sedang melaju.

Lalu, tekanan angin yang kurang, juga akan mengakibatkan keausan telapak ban terjadi lebih cepat pada bagian ujung telapak ban, sehingga umur ban menjadi lebih pendek dari yang seharusnya.

Untuk tipe ban sendiri, Rifat menyebut ada yang directional atau simetrikal. "Ban directional itu ada petunjuknya, ada tulisan atau ke belakang arahnya, tidak boleh salah taruh. Karena gripnya tidak akan baik jika salah taruh," tuturnya.

Sedangkan, untuk ban simetrikal, bisa crossing pemasangannya karena bisa dipakai semua arah. "Penting juga untuk melakukan spooring, kalau tidak dispooring maka tingkat keausan akan berbeda," ungkapnya. Tak lupa, Rifat juga mengingatkan pemilik mobil agar mengecek kondisi ban cadangan atau serep.

Sebab, ban serep walau tidak dipakai, tekanan anginnya bisa turun karena lokasi penyimpanan yang naik turun atau bervariasi. "Saya selalu taruh tekanan angin 35-40 untuk ban serep. Karena belum tahu kapan bisa digunakan," pungkasnya. (EPS)