Tren Elektrifikasi Naik, 4 Pabrikan ini Tetap Rancang Mesin Berbahan Bakar Alternatif

  • Oleh : Julfikri

Rabu, 29/Des/2021 17:01 WIB
Di tengah tren elektrifikasi yang sedang naik, 4 pabrikan otomotif ini tetap merancang mesin pembakaran dalam berbahan bakar alternatif. (Edited: Jpule) Di tengah tren elektrifikasi yang sedang naik, 4 pabrikan otomotif ini tetap merancang mesin pembakaran dalam berbahan bakar alternatif. (Edited: Jpule)

SoundandMachine.com (Jakarta) – Untuk menghadapi tuntutan global bahwa sebuah kendaraan harus bebas karbon ke depannya, pabrikan otomotif umumnya memiliki mindset bahwa mobil tersebut harus elektrifikasi, tepatnya mobil listrik baterai.

Pasalnya, mobil listrik baterai dinilai ramah lingkungan, karena bebas emisi gas buang, dan tidak memakai bahan bakar fosil. Meski demikian, sejumlah pabrikan otomotif memilih untuk tetap membuat mesin pembakaran dalam.

Baca Juga:
Ada Masalah di Fuel Pump, Pemilik Suzuki Jimny 3 Pintu Dihimbau Segera Servis di Bengkel Resmi

Bukan anti terhadap mobil listrik baterai, akan tetapi agar ada pilihan ketika sudah berada di era bebas karbon. Tentunya, mereka membuat mesin pembakaran dalam yang bisa memenuhi tuntutan global, yaitu dengan bahan bakar alternatif.

Setidaknya ada 4 pabrikan yang memilih untuk tetap membuat mesin pembakaran dalam, yaitu Porsche, Toyota, Mazda, dan Subaru.

Baca Juga:
Layani Pelanggan Selama Libur Lebaran 2024, Daihatsu Buka 8 Posko Siaga dan 71 Bengkel Resmi

Porsche

Baca Juga:
Sambut Libur Lebaran, Toyota Siapkan 310 Titik Layanan Siaga Selama Momen Idul Fitri 2024

(sumber: Porsche)

Porsche memilih untuk membuat mesin pembakaran dalam dengan bahan bakar yang bernama eFuel.

eFuel terbuat dari pecahan air menjadi oksigen dalam proses elektroliser dan green hydrogen, dengan tenaga angin. Kemudian, green hydrogen digabungkan dengan CO2 yang disaring dari udara untuk menghasilkan metanol sintetis.

Porsche mengklaim bahwa eFuel mampu mengurangi emisi CO2 dari pembakaran hingga 90 persen, dan nantinya akan diterapkan di mobil balap Porsche Mobil 1 Supercup pada 2022 mendatang dan mobil produksi Porsche.

Bersama perusahaan Siemens Energy, Porsche sedang membangun pabrik untuk pembuatan bahan bakarnya di Chile, negara di benua Amerika Selatan.

Toyota

(sumber: Toyota)

Toyota memilih membuat mesin pembakaran dalam dengan bahan bakar hidrogen. Namun menariknya, Toyota memakai mesin berbahan bakar hidrogen dari mesin bensin yang dimodifikasi.

Seperti yang dilakukan untuk turun di ajang balap endurance Super Taikyu, Toyota memakai hatchback Corolla Sport dengan mesin G16E-GTS dari GR Yaris yang dikonversi ke bahan bakar hidrogen.

Untuk menguji ketahanannya, Toyota mengikutsertakan mobil eksperimennya tersebut mulai dari seri Fuji Super Tec 24 Hour Race pada 21 Mei 2021 silam, dimana para peserta harus memacu kendaraannya selama 24 jam, dan terbukti bebas masalah dari start sampai finish.

Toyota mengklaim bahwa mesin berbahan bakar hidrogen bukan hanya ramah lingkungan karena hampir tidak ada CO2, tetapi juga lebih bisa mandiri dalam suplai bahan bakar, karena Jepang merupakan negara penghasil terbesar ketiga, setelah Amerika Serikat dan Indonesia.

Mazda

(sumber: Mazda)

Mazda memiliki cara yang unik dalam pembuatan mesin pembakaran dalam dengan bahan bakar alternatif, yaitu Biodiesel yang terbuat dari campuran minyak goreng bekas, minyak algae, dan minyak lemak.

Untuk menjalankan proyek ini, Mazda menggandeng sejumlah pihak, yaitu perusahaan biofuel Euglena Co., Ltd, minimarket Family Mart sebagai penyedia minyak goreng bekas, Ueda Oil & Fat Co., Ltd. untuk memproduksi lemak, dan Yoshikawa Yushi Co., Ltd. sebagai perusahaan daur ulang minyak.

Biodiesel seperti ini, menurut Mazda, juga akan menjadi bahan bakar masa depan selain mobil listrik baterai, karena selain emisi lebih rendah, juga mengurangi pemakaian bahan bakar fosil.

Selain itu, Biodiesel seperti ini juga sudah dipakai di seri terakhir Super Taikyu, dimana Mazda2 bermesin Diesel bisa menempuh dari garis start hingga finish selama 3 jam balapan.

Subaru

(sumber: Subaru)

Bersama Toyota, Subaru juga ikut serta membuat mesin berbahan bakar alternatif, yaitu bahan bakar sintetis yang diambil dari biomass.

Bahan bakar tersebut akan diterapkan di sportscar BRZ, untuk turun di ajang Super Taikyu musim 2022 mendatang di kelas eksperimen ST-Q.

Belum ada informasi lebih detail mengenai bahan bakar tersebut, akan tetapi diklaim mampu mengurangi emisi dalam jumlah signifikan.

Ternyata ramah lingkungan tidak harus mobil listrik ya (Joule)