Akurasi Tinggi, Subaru Mulai Kontrol Kualitas Komponen Mesin Pakai Teknologi Artificial Intelligence

  • Oleh : Julfikri

Senin, 14/Feb/2022 14:41 WIB
Ilustrasi Pabrik Subaru (sumber: Subaru) Ilustrasi Pabrik Subaru (sumber: Subaru)

SoundandMachine.com (Jepang) – Subaru memakai metode baru dalam mengontrol kualitas produksi komponen mesin di pabriknya yang berada di Gunma, Jepang, yaitu dengan menggunakan Artificial Intelligence (AI).

Untuk mewujudkan teknologi tersebut, Subaru bekerjasama dengan perusahaan elektronik Fujitsu, sebagai perusahaan yang memiliki teknologi AI sejak Juli 2018.

Baca Juga:
Suguhkan Trek Bervariasi, Subaru Indonesia Club Gelar Safety Driving Auto Cross

Subaru dan Fujitsu telah melakukan eksperimen dengan mengontrol kualitas produksi camshaft selama setahun, tepatnya dari Desember 2019 hingga Desember 2020 silam.

Dalam eksperimennya, teknologi AI mampu memprediksi kualitas pemesinan dengan akurasi tinggi ketika proses grinding dalam produksi massal selama satu tahun.

Baca Juga:
Angka Penjualan Terus Meningkat, Subaru Indonesia Fokus Pertahankan Dua Segmen Ini

Subaru mengakui ada kekhawatiran dari sistem tersebut, yakni akurasi teknologi AI dalam memprediksi akan menurun karena peralatan yang berumur dan perubahan kondisi lainnya.

Selain itu, sistem tersebut juga perlu dipelajari lagi, dan membutuhkan sumber daya manusia untuk mengelola sistemnya.

Baca Juga:
Lebih Aman Dikendarai, Subaru Akan Luncurkan Sportscar BRZ Minor Change di IIMS 2024

Agar dapat mengoperasikan dan menerapkan teknologi AI secara efisien, dibuatlah mekanisme untuk mengelola data secara terpusat dalam jumlah besar, dari berbagai pabrik yang tersebar dan memprosesnya secara real time.

Kemudian teknologi tersebut mulai dikembangkan untuk penerapan produksi massal sejak Agustus 2020 hingga Desmber 2021 silam.

(sumber: Subaru)

Setelah teknologi AI tersebut bekerja menginspeksi komponen dengan baik dalam jumlah besar, Subaru menerapkannya pada akhir Januari 2022 silam, mulai dari pembuatan komponen camshaft.

Teknologi AI memiliki keunggulan yang diantaranya komponen tersebut kualitasnya bisa dikontrol dengan tingkat kepresisian tinggi dan real-time, dibandingkan dengan cara konvensional yaitu dengan metode sampling.

Pasalnya, teknologi tersebut bekerja memperkirakan kualitas yang sedang dibuat dengan teknologi AI secara real time dalam proses grinding, spindle power value dan vibration sensing data dikirim dari sensor yang terhubung ke peralatan penggilingan melalui tepi perangkat.

Dari data yang dikumpulkan, akan dinilai apakah kondisi kualitas yang diperkirakan oleh AI ini berada dalam kisaran nilai standar kualitas, dan diarahkan kembali ke bagian peralatan.

Keunggulan lainnya, teknologi AI juga lebih bisa bekerja secara konstan ketika menginspeksi kualitas komponen dalam jumlah besar, tanpa perlu khawatir performanya menurun, karena sudah ada pengelola sistemnya.

Pengelola sistem akan terus bekerja memonitor akurasi teknologi AI dalam memprediksi, dengan membandingkan inferensi hasil teknologi AI dan inspeksi, mengumpulkan serta mengevaluasi hasil prediksi. Jika diperlukan, waktu penyetelan model AI dapat ditentukan.

Dengan teknologi AI untuk mengontrol kualitas produksi komponen, proses produksi bisa lebih efisien, dan tentunya lebih ramah lingkungan karena akan mengurangi limbah.

(Joule)