Oleh : Julfikri
SoundandMachine.com (Jakarta) - Car Audio Network (CAN) kembali mengadakan training untuk kompetitor yaitu Competitors Training pada tanggal 7 Mei 2024 di Grand Orchardz Kemayoran, Jakarta Pusat.
Untuk tahun ini CAN melakukan penyegaran atau refreshment regulasi dari tahun 2023 dalam penilaian Sound Quality (SQ).
Baca Juga:
Desain Terbaru Mitsubishi All-New Triton Sabet Penghargaan Japan Car of The Year 2024-2025
“Kita baru setahun, jadi ini refreshment tahun 2023, kita lakukan beberapa perbaikan dari segi administrasi. Untuk website setiap saat kita lakukan improvement, karena based-nya website.” buka Wahyu Tanuwidjaja, Founder CAN kepada SoundandMachine.com di lokasi acara (7/5/2024).
Penyegaran regulasi CAN 2024 untuk SQ atau C-Quest 24 tersebut berupa kelas budget audio dengan mata uang Euro sebagai kiblat seperti di asosiasi lain, karena di Indonesia kompetisi car audio kerap bergandengan dengan asosiasi lain tersebut.
Baca Juga:
Honda Pecahkan Rekor Lagi, Penjualan Kei-car N-Series Tembus Empat Juta Unit di Jepang
Selain itu, perhitungan budget juga dihitung dari konektivitas sumber lagunya, seperti apabila menggunakan Bluetooth tidak masuk hitungan, sementara jika menggunakan kabel atau dari perangkat masuk hitungan.
Untuk kompetisi 2-way ada pembaruan, yaitu hanya diperbolehkan menggunakan 2 pasang voice coil di depan pendengar, dengan speaker atau subwoofer tambahan, bisa tweeter-midbass atau midbass-fullrange.
Baca Juga:
Dua Model Terbaru Honda Raih Penghargaan Japan Car of The Year 2024-2025
Mulai tahun 2024 juga ada penambahan lagu baru yang akan dipakai untuk menilai mobil peserta kompetisi SQ, yaitu Sanchahua dari musisi asal Tiongkok Zhao Peng, yang memiliki nada tinggi hingga lebih dari 20 kHz pada sistem yang baik terdengar lepas.
“Zhao Peng itu dari dulu lagu-lagunya the greatest basso, itu dipakai orang-orang. Suara dia bagus. Dia bisa tembus 20 kilo, jadi kalau zaman hi-res, itu yang dicari. Deep, instrumen yang nature, dia pakai suling, sesuatu yang tiap hari ketemu.” kata Wahyu.
Tak ketinggalan, dalam training tersebut juga mengingatkan agar para juri memperhatikan apakah mobil peserta kompetisi bermesin pembakaran dalam konvensional, hybrid, atau motor listrik, sebelum mengecek alternator whine dalam melakukan penilaian.
Mobil hybrid dan listrik akhir-akhir ini peredarannya semakin banyak secara global termasuk di Indonesia, dan mekanisme-nya berbeda dengan mobil bermesin pembakaran dalam konvensional, termasuk pedal gas.
Oleh karena itu, apabila mobil peserta berpenggerak hybrid atau motor listrik, para juri diminta agar tidak menginjak pedal gas untuk mengecek alternator whine dengan alasan keselamatan, dan rencananya alternator whine akan dihilangkan mulai tahun 2025.
“Improvement itu terjadi setiap saat dalam artian, perkembangan ini karena saya masih menjuri. Waktu menjuri, saya awkward aja mobil EV, itu udah banyak mobil EV tanding, itu apa yang mau dites. Akhirnya kita harus cari satu solusi mau diapain, karena zaman berubah terus.” jelas Wahyu.
Dengan improvisasi seperti ini, regulasi CAN akan mengikuti perkembangan tren otomotif dan modifikasi secara global dalam metode penilaian car audio yang sudah dimodifikasi. (Joule)