Lebih Enak untuk Disupiri, Mazda Indonesia Rilis SUV Plug-In Hybrid CX-80

  • Oleh : Julfikri

Kamis, 23/Janu/2025 10:00 WIB
Mazda luncurkan SUV terbaru CX-80 dengan motor penggerak plug-in hybrid. Mazda luncurkan SUV terbaru CX-80 dengan motor penggerak plug-in hybrid.

SoundandMachine.com (Jakarta) - Mengawali tahun 2025, PT. Eurokars Motor Indonesia (EMI) selaku agen pemegang merek Mazda di Indonesia, meluncurkan SUV terbaru pada tanggal 22 Januari 2025, yaitu Mazda CX-80.

Melalui CX-80, PT. EMI kembali menghadirkan teknologi elektrifikasi baru, yang kali ini adalah plug-in hybrid electric vehicle (PHEV), yaitu sistem hybrid dimana baterai bisa diisi di tempat pengisian daya seperti kendaraan listrik murni.

Baca Juga:
Lebih Menggoda Para Sultan, Toyota Rilis Alphard dan Vellfire Varian Plug-In Hybrid

“Sebagai flagship premium SUV dengan konfigurasi 6-seater yang dilengkapi teknologi PHEV, CX-80 memadukan sistem elektrifikasi dan pembakaran internal untuk menghadirkan efisiensi optimal. Dengan inovasi ini, CX-80 menetapkan standar baru dalam kategori SUV Mazda.” buka Ricky Thio, Chief Operating Officer PT. EMI kepada SoundandMachine.com di lokasi peluncuran (22/1/2025).

Baca Juga:
Baru Dua Tahun Dipasarkan di Amerika Serikat, Penjualan Mazda MX-30 EV Dihentikan

Bisa dibilang, CX-80 merupakan versi jok 3 baris dari CX-60 yang hanya 2 baris jok, karena mengusung rancang bangun SKYACTIV terbaru dengan tata letak penggerak belakang, lebar sama yaitu 1.890 mm, serta memiliki kemiripan pada fascia.

Untuk fascia, perbedaan yang paling terlihat ada pada gril yang mengusung model seperti insignia pada pakaian resmi aparat, atau sapu tangan kecil pada jas pengantin pria.

Baca Juga:
Tampil di GJAW 2024, Mobil Listrik Mazda MX-30 EV Sepi Peminat

Perbedaan antara CX-80 dan CX-60 lebih terlihat jika melihat bagian sampingnya, karena memiliki panjang 4.990 mm dan wheelbase 3.120 mm, keduanya memiliki selisih lebih panjang 250 mm dari CX-60.

Namun ground clearance CX-80 sebesar 175 mm, lebih ceper 2,7 mm dari CX-60, dan itu tidak ada muatan sama sekali.

Selain dibuat lebih panjang dari CX-60, Mazda juga memberi sentuhan pada bagian belakang seperti pilar C, yang membuatnya terlihat seperti station wagon dengan dimensi diperbesar.

Untuk bagian belakang, bentuknya sedikit berbeda dengan CX-60, dan salah satu paling terlihat adalah lubang knalpot yang disembunyikan.

Interior CX-80 lebih kurang sama seperti CX-60, terutama dasbornya yang berorientasi pengemudi tetapi membuat kesan CX-60 dibuat lebih panjang semakin terasa. 

Seperti model Mazda pada umumnya, untuk pengoperasian layar multimedia tidak dengan menyentuh, melainkan melalui saklar putar seperti mobil Eropa pada tahun 2000-an. Salah satu alasannya adalah untuk menjaga konsentrasi pengemudi, sehingga lebih aman.

“Touch screen itu tersedia ketika kita sedang pakai Apple Car Play dan di kecepatan sangat rendah.” kata Glen Reinner, Dealer and Product Marketing PT. EMI.

CX-80 lebih terasa bedanya dibanding CX-60, ketika duduk di jok baris kedua yang mengusung model captain seat untuk rasa eksklusif, sehingga mobil ini lebih nikmat apabila sang pemilik lebih suka disupiri.

Jok baris kedua CX-80 dapat diatur secara elektrik untuk sandarannya, tetapi dapat diatur secara manual untuk maju-mundurnya, sehingga memudahkan untuk membuka akses ke jok baris ketiga.

“CX-8 masuk Indonesia captain seat, kita pelajari di kelas itu orang biasanya suka pakai supir. Captain seat itu satu feeling authority, terasa lebih eksklusif, dan itu kita coba tawarkan ke pelanggan di Indonesia.” jelas Ricky.

CX-80 memiliki jok baris ketiga yang terasa lebih pas untuk tinggi badan kurang dari 170 cm, salah satunya anak kecil. Untuk orang dewasa dengan tinggi sekitar 180 cm, kaki akan terasa menekuk kalau jok baris kedua dimundurkan penuh.

Setidaknya jok baris ketiga CX-80 tidak begitu kosong, karena ada speaker, kisi-kisi AC, cup holder, dan colokan untuk mengisi baterai ponsel.

CX-80 mengusung kombinasi mesin bensin 2.500 cc dan motor listrik dengan tenaga maksimum: 327 PS / 6.000 rpm dan torsi maksimum: 500 Nm / 4.000 rpm untuk sistem hybrid secara keseluruhan.

Tenaga dan torsi tersebut disalurkan ke semua roda dengan penggerak all-wheel drive, dan disalurkan ke transmisi otomatis 8-percepatan tanpa torque converter, tepatnya model multi-clutch.

“Biasa ada di CX-60, tetapi software yang mengontrol transmisinya dibuat lebih halus dan lebih nyaman, yang baru diperkenalkan di CX-80.” kata Kohei Shibata, Program Manager Mazda Motor Corporation.

CX-80 tersedia 4 pilihan mode berkendara yaitu normal untuk berbagai kondisi jalan, sport untuk melaju lebih cepat, off-road untuk traksi lebih di medan kurang bersahabat, dan EV yang hanya digerakkan oleh motor listrik saja.

Dengan motor listrik saja, baterai Lithium-ion dengan kapasitas 17,8 kWh membuat CX-80 mampu berjalan sejauh 60 km berdasarkan perhitungan WLTP.

CX-80 tersedia 2 tipe yaitu Elite dan Kuro dengan perbedaan hanya di aksen eksterior dan warna interior, dan keduanya dibanderol Rp. 1.199.900.000,-. 

Dengan harga selisih Rp. 11,1 juta, CX-80 bisa menjadi solusi buat pemilik yang benar-benar menikmati mobilnya saat disupiri, atau menyetir sendiri di akhir pekan. (Joule)