Ini Keuntungan Memiliki Mobil Jepang yang Juga Beredar di Negaranya

  • Oleh : Julfikri

Senin, 11/Janu/2021 14:35 WIB


SoundandMachine.com (Jakarta), 10 Januari 2021 – Jepang memang masih menguasai pasar otomotif Indonesia dengan agen pemegang merk (APM)-nya, namun tidak berarti semua lininya beredar di negaranya sendiri.

 

Setidaknya ada beberapa mobil Jepang yang beredar di Indonesia lewat APM namun juga beredar di negaranya, tak terkecuali untuk keluaran terbaru paling tidak dari 2020 silam.

 

Meski tergantung mobilnya, ada beberapa keuntungan memiliki mobil Jepang yang juga beredar di negaranya sebagai berikut,

 

1. Referensi Modifikasi

Mobil Jepang yang juga beredar di negaranya memiliki referensi modifikasi relatif lebih banyak, baik dalam konteks aftermarket, do-it yourself, maupun OEM.

 

a. Aftermarket

 

Toyota Sienta M'z Speed (foto: M'z Speed)

Industri aftermarket Jepang tentunya lebih berpatok pada mobil domestik yang populer dan itu bisa menentukan kuantitasnya.

 

Menariknya, mobil Jepang APM yang juga dipasarkan di negaranya, bukan hanya memiliki kesamaan di body parts tetapi juga di jeroannya dan itu membuat kuantitas parts aftermarket plug and play berlimpah.

 

Setidaknya ada beberapa mobil Jepang APM yang memiliki referensi parts aftermarket Jepang berlimpah seperti Toyota Sienta, Toyota C-HR, Toyota Alphard-Vellfire, Toyota Voxy, Toyota 86, Toyota GR Supra, Suzuki Jimny, dan masih banyak lagi.

 

b. Do-it Yourself

 

Pemasangan peredam car audio (foto: Pioneer)

Seperti halnya aftermarket, dan biasanya car audio, manufaktur berpatok pada mobil yang populer di Jepang bukan hanya dalam memasarkan produk tetapi juga memberikan tutorial cara pemasangannya.

Seperti misalnya Alpine dan Pioneer yang memberikan tutorial memasang komponen car audio termasuk membuka door trim untuk pasang speaker serta peredam dan dasbor untuk pasang tweeter.

 

c. OEM

Honda Vezel, HR-V versi Jepang (foto: Honda)

Meski masih berada dalam model yang sama, manufaktur kerap membedakan antara mobil pasar Indonesia dengan Jepang. Perbedaan spesifikasi tersebut membuat parts-nya bisa dimanfaatkan untuk memodifikasi tampilan standarnya.

Untuk tingkat kesulitan tergantung pekerjaan, contoh paling ringan seperti ganti emblem Honda HR-V jadi Honda Vezel, dan paling berat seperti konversi Mitsubishi Lancer menjadi Lancer Evolution.

 

2. Ketersediaan suku cadang

 

Toyota Sienta JDM halfcut (foto: Gp Division Auto Sdn Bhd Malaysia)

Semenjak juga beredar di Jepang, tentunya akan mempengaruhi ketersediaan suku cadang, baik dalam keadaan baru maupun bekas seperti misalnya komponen dari mobil pasar Jepang yang biasa ada di junkyard.

 

Untuk komponen slow moving, mengambil dari kampakan bisa menjadi alternatif meskipun dari segi kualitas, baik komponen maupun pemasangan, tentu saja tergantung bengkelnya, begitu juga berapa lamanya dapat komponen.

 

Sementara untuk fast moving seperti komponen mesin, relatif berlimpah karena umumnya memakai parts yang sama seperti pasar Jepang.

 

3. Nilai Lebih

 

Suzuki Jimny APM

Meski sangat tergantung mobil beserta situasi dan kondisi, mobil Jepang APM yang juga beredar di negaranya umumnya memiliki nilai lebih terutama soal harga jual kembali.

 

Kondisi seperti ini umumnya berlaku di mobil lama yang memiliki popularitas cukup tinggi, baik di zaman sekarang maupun di zamannya, namun akhir-akhir ini berlaku juga di mobil baru via APM seperti misalnya Suzuki Jimny yang setelah dijual oleh pihak ketiga harganya bisa lebih tinggi dari APM jual ke konsumen.

 

(Joule)