Digandrungi karena Sportscar, Ini Arti Mobil Japanese Domestic Market Sebenarnya

  • Oleh : Julfikri

Senin, 22/Mar/2021 16:45 WIB


SoundandMachine.com (Jepang), 22 Maret 2021 – Akhir-akhir ini mobil Japanese Domestic Market (JDM) digandrungi para pecinta otomotif, terutama sportscar.

 

Baca Juga:
Penyegaran Honda HR-V Segera Meluncur di Jepang,Tampilan Lebih Tegas dan Tambah Fitur

Hanya saja mungkin banyak yang tidak tahu apa arti JDM sebenarnya, terlebih semenjak mindsetnya adalah sportscar atau performa tinggi. Padahal, JDM tidak sekedar sportscar atau mobil performa tinggi buatan Jepang, meskipun memang ada yang berjenis seperti itu di Indonesia.

 

Baca Juga:
Honda WR-V Diperkenalkan di Jepang, Wujudnya Beda Jauh dengan Versi Indonesia

Japanese Domestic Market jika diterjemahkan ke Bahasa Indonesia berarti pasar domestik Jepang dan dengan demikian, kata kuncinya adalah spesifikasi mobil tersebut.

 

Baca Juga:
Generasi Baru Honda Civic Type R Resmi Dirilis di Jepang, Ini Spek Lengkap dan Harganya

Sebuah mobil bisa dinyatakan JDM apabila pihak manufaktur menentukan bahwa mobil tersebut dipasarkan di Jepang, baik itu sportscar maupun non-sportscar.

 

Selain itu, umumnya mobil JDM memiliki perbedaan spesifikasi dengan pasar ekspor karena penyesuaian situasi dan kondisi negara tujuan, mulai dari faktor pasar hingga regulasi.

 

Faktor pasar seperti misalnya mobil MPV dengan pintu belakang sliding door, ada tidaknya varian transmisi manual, dan sebagainya yang ditentukan dari minat konsumennya.

 

Sementara faktor regulasi seperti kei-car, hybrid, teknologi keselamatan aktif, dimensi lebih kecil, dan sebagainya yang notabene mendapat keringanan pajak sehingga mengundang banyak masyarakat Jepang untuk membelinya.

 

Stiker oval di kaca belakang, yang biasa ada di mobil keluaran importir umum, merupkan sertifikasi dari Kementerian Pertanahan, Industri, Transportasi, dan Pariwisata Jepang, menandakan bahwa mobil tersebut emisi gas buangnya rendah sehingga layak mendapat keringanan pajak.

 

Di luar faktor pasar dan regulasi seperti gentlemen agreement juga membuat mobil pasar Jepang berbeda dengan ekspornya. Seperti misalnya untuk mobil biasa angka speedometer analognya sampai 180 km/jam karena speed limit, meski tidak semua mobil JDM.

 

Untuk mengecek mobil tersebut JDM atau bukan, bisa dilihat di website resmi manufaktur, khususnya keluaran sekarang.

 

Sementara untuk mobil yang dihentikan produksinya, bisa lewat website atau newsroom resmi manufaktur, Wikipedia Bahasa Jepang, katalog, hingga ulasan atau arsip dari media otomotif Jepang.

 

Tentu referensi tersebut memakai bahasa Jepang tetapi sebetulnya Google translate masih bisa diandalkan, meski intuisi otomotifnya harus cukup untuk mengatasi terjemahan yang kerap kacau.

 

Lantas bagaimana mobil JDM tersebut bisa masuk ke Indonesia? Terlepas dari soal legalitasnya, ada banyak jalan yang membuat mobil JDM bisa masuk ke pasar Indonesia.

 

Seperti misalnya yang legal, hibahan dari negara sahabat, bekas diplomat atau organisasi internasional, bengkel motorsport, hingga importir umum pasca kerannya dibuka sekitar tahun 1999, termasuk untuk wilayah diluar Free Trade Zone (FTZ) yaitu Sabang, Batam, dan Papua.

 

Terkadang pihak APM juga memasukkan mobil JDM ke Indonesia yang biasanya untuk keperluan pameran atau sounding teknologi, seperti Daihatsu Tanto dan Toyota Prius PHV GR Sport di Gaikindo Indonesia International Auto Show 2019.

 

(Joule)