Masih Diminati dan Diburu, Ini Keunggulan Toyota Supra Generasi Terdahulu

  • Oleh : Julfikri

Kamis, 07/Okt/2021 12:45 WIB


SoundandMachine.com (Jepang) – Toyota Supra merupakan salah satu sportscar yang memiliki banyak peminatnya, terutama model A80 keluaran tahun 1993 sampai 2002.

Supra keluaran 1993 sampai 2002 bisa dibilang generasi keempat jika mengacu pada pasar ekspor yang memakai nama Celica Supra, atau generasi kedua jika mengacu pada pasar internasional dimana Toyota mulai meninggalkan nama Celica pada tahun 1986.

Baca Juga:
Sambut Libur Lebaran, Toyota Siapkan 310 Titik Layanan Siaga Selama Momen Idul Fitri 2024

Dalam produksi Supra A80, Toyota memakai basis coupe mewah Toyota Soarer keluaran 1991, termasuk suspensi double-wishbone-nya. 

Namun bedanya lebih fokus di distribusi bobot dan panjang overhang depan dan belakang. Oleh karena itu tangki bensin Soarer di belakang jok, sementara Supra di bawah bagasi.

Baca Juga:
Ramaikan Segmen Small SUV, Chery Tiggo 5X Sodorkan Fitur Melimpah Tampilan Wah

(sumber: Toyota)

Baca Juga:
Speaker dan Subwoofer Audison ini Jadi Pilihan Baru Upgrade Audio Toyota Kijang Innova Zenix

Desain Supra termasuk yang menginspirasi, bahkan GR Supra keluaran 2019 garis bodinya masih ada rasa Supra A80 dari segi eksterior, seperti di bagian depan dan belakang.

Lampu belakang Supra bisa dibilang salah satu cikal bakal model lampu belakang aftermarket yang sempat menjadi mega tren di kalangan industri aftermarket, yaitu Altezza style, dari model batok lampunya.

(sumber: Toyota)

Interior Supra A80 didesain seperti mobil balap formula yang benar-benar menghadap ke pengemudi, setidaknya ini yang membuat kabin Supra paling driver oriented dibanding kompetitornya.

Untuk varian Supra pasar Jepang awalnya bernama GZ, SZ, dan RZ, namun mulai tahun 1996 menjadi SZ, SZ-R, RZ, dan RZ-S.

Sebagian nama varian tersebut dipakai oleh Toyota untuk GR Supra pasar Jepang keluaran 2019, yaitu SZ, SZ-R, dan RZ, dan nama RZ juga dipakai di GR Yaris untuk pasar Jepang untuk varian tertingginya.

Supra memakai mesin 2JZ-GE inline-6 naturally-aspirated yang sama dengan Toyota Crown keluaran dealer resmi, dan bertenaga 220 PS dan torsi 284 Nm di 4.800 rpm di varian GZ, SZ dan SZ-R.

Selain itu Supra juga tersedia mesin 2JZ-GTE inline-6 twin-turbo bertenaga 280 PS dengan torsi 431 Nm di 3.600 rpm yang adai di varian RZ dan RZ-S, namun untuk keluaran 1997-2002 torsinya 451 Nm di 3.600 rpm.

Mesin 2JZ-GTE tersebut disalurkan oleh transmisi manual 6-percepatan yang pertama untuk mobil produksi Jepang.

Selain itu mesin 2JZ-GTE tersebut menjadi pilihan bagi para tuner untuk dimodifikasi, terutama motorsport jarak pendek, seperti drag race, drift, atau speed challenge di sirkuit Yatabe pada tahun 1990-an.

Pasalnya mesin 2JZ-GTE tenaga mesinnya bisa diupgrade hingga 500 tenaga kuda ke atas yang dibutuhkan untuk bertarung di ajang drag race atau drift.

Sementara untuk jarak panjang seperti endurance, mesin 2JZ-GTE hanya dipakai di ajang Japan Grand Touring Car Championship (JGTC) pada tahun 1994,

Seterusnya memakai mesin berbasis 3S-GTE yang serupa dengan Toyota Celica, dan dari tahun 2003 sampai 2006 memakai mesin 3UZ-FE 4.300 cc V8 yang serupa dengan mesin Toyota Celsior atau Lexus LS.

(sumber: Toyota)

Menariknya, Supra merupakan mobil yang melatih orang nomor satu di Toyota, yaitu Akio Toyoda, ketika diajari oleh senior test driver Hiromu Naruse untuk memacunya di sirkuit Nurburgring, Jerman.

Popularitas Supra terus bertahan, ditambah lagi karena kehadirannya di sejumlah pop culture, seperti video game, komik atau manga, film animasi atau anime, hingga film Hollywood.

Kehadirannya di pop culture inilah yang membuat Supra generasi ini terus hidup dari generasi ke generasi, meskipun mobilnya sudah tidak diproduksi lagi sejak tahun 2002.

Menariknya, Toyota sampai memproduksi ulang sparepart Supra melalui program Gazoo Racing Heritage Parts untuk mengakomodir para antusiasnya tersebut.

(Joule)