Toyota GR Yaris Akan Tampil di WRC Musim 2022 Dengan Sistem Hybrid, Begini Detailnya

  • Oleh : Julfikri

Senin, 27/Des/2021 20:05 WIB
Toyota GR Yaris akan berlaga di ajang World Rally Championship (WRC) 2022 dengan sistem hybrid (sumber: Toyota Gazoo Racing) Toyota GR Yaris akan berlaga di ajang World Rally Championship (WRC) 2022 dengan sistem hybrid (sumber: Toyota Gazoo Racing)

SoundandMachine.com (Jepang) – World Rally Championship (WRC) musim 2022 memberlakukan sejumlah regulasi baru yang mengharuskan para peserta untuk mengganti spesifikasi mobilnya, tak terkecuali Toyota Gazoo Racing yang akan tampil dengan GR Yaris di kelas tertinggi Rally 1.

Salah satu regulasi baru yang harus dipatuhi para peserta adalah sistem hybrid dengan motor listrik. Dengan sistem hybrid tersebut, tentunya akan membutuhkan sejumlah penyesuaian di sektor mekanikal, seperti yang dijelaskan oleh Jari-Matti Latvala, Team Principal Toyota Gazoo Racing di WRC.

Baca Juga:
Penuhi Kebutuhan Mobil Kecil, HSR Speedster Tawarkan Velg Model Palang Lima Aneka Warna

“Travel suspensi lebih rendah, girboks sekuensial, gear lever mekanikal, dan yang paling besar adalah sistem hybrid, karena membawa 100 horsepower lebih besar yang membuat mobil bisa melaju lebih cepat.” buka Latvala dalam konferensi persnya (17/12/2021).

Mengenai sistem hybrid yang membuatnya bisa melaju lebih cepat, dibenarkan oleh Tom Fowler, Technical Director Toyota Gazoo Racing di WRC dengan penjelasan teknisnya.

Baca Juga:
Resmi Meluncur di Indonesia, Generasi Baru BMW Seri 5 Kini Bertenaga Listrik Penuh

“Sistem hybrid akan menyalurkan jumlah torsi yang besar, dan terintegrasi dengan torsi yang datang dari mesin. Jadi berdasarkan input dari pedal, mereka akan ‘meminta’ jumlah tertentu seperti biasanya, dan didistribusikan dari mesin pembakaran dalam dan motor listrik.” jelas Tom.

Baca Juga:
Fiturnya Inovatif, Trapo Wiper Permanent Waterproof Coating Jadi Wiper Hybrid Nomor 1 di Indonesia

(sumber: Toyota Gazoo Racing)

Sistem hybrid di GR Yaris ternyata mirip dengan mobil produksi, yaitu plug-in hybrid. Dengan sistem ini, baterainya bisa diisi ketika waktunya servis, serta apabila mobil melakukan pengereman karena ada sistem regeneratif untuk energinya.

“Jadi baterai bisa tetap terisi meski tidak berada di service park.” tambah Tom Fowler, Technical Director Toyota Gazoo Racing di WRC.

Di sesi pengetesan, Toyota Gazoo Racing akan melakukan kalkulasi mengenai jarak yang bisa ditempuh hanya memakai baterainya saja.

Agar lebih mendukung dengan mobil reli yang bersistem hybrid, salah satu kunci utamanya adalah sasis, yang ternyata sudah berbeda jauh dengan mobil produksi.

“Untuk tahun 2022, sasisnya benar-benar bespoke untuk mobil reli. Kita tidak memulai dari sasis bawaan, melainkan dengan struktur tubular yang dirancang khusus untuk sistem penggerak empat roda, suspensi, unit hybrid, dan sebagainya.” jelas Fowler.

Sementara untuk mesin pembakaran dalam, Toyota akan memakai mesin baru yang bisa mempertahnkan titelnya sebagai mesin WRC terkuat, melalui prestasinya selama 4 tahun terakhir. Oleh karena itu, untuk pengembangan mesin dilakukan tanpa banyak mengorbankan peak power.

Sekedar informasi, bagian mesin seperti blok, sumps, head, dan camshaft akan dibuat di pabrik Toyota di Jepang, Meski banyak supplier luar Jepang bisa menghasilkan parts dengan kualitas tinggi, Toyota memilih untuk mengandalkan pabriknya dalam pembuatan parts untuk mempersingkat delivery time.

“Mesin baru akan mengalami peningkatan performa dan durabilitas.” pungkas Tokuo Aoki, WRC Engine Project Manager Toyota Gazoo Racing.

(Joule)