From Zero to Hero; Lika-Liku Mul Antono, Pendiri Simple Audioworkshop

  • Oleh :

Sabtu, 24/Okt/2020 21:00 WIB


SoundandMachine (Tangerang), 6 Oktober 2020 - Sesuai namanya, gerai audio Simple Audioworkshop yang berada di Kelapa Dua, Gading Serpong, Tangerang, Banten, terlihat sederhana dengan ruko dan car port.

Meski sederhana, gerai audio tersebut termasuk berprestasi dan itu tidak lepas dari lika-liku perjalanan karir instalaturnya yaitu Mul Antono, sehingga menjadi from Zero to Hero.

Baca Juga:
Ketika SUV Jagoan Off-road Mercedes-Benz G-Class Dimodifikasi Senyaman Limosin

"Saya dari kampung, masuk ke Tangerang tahun 1998." buka Mul Antono, yang biasa dipanggil Mul, kepada SoundandMachine di Simple Audioworkshop (6/10/2020).

Pria asal Way Jepara, Lampung, tersebut merantau ke pulau Jawa, mengawali karirnya sebagai pegawai toko variasi mobil di Jakarta dengan gaji sekitar Rp. 200.000,- di zaman itu.

Baca Juga:
Diikuti 80 Ribu Peserta, Kompetisi Brio Vitual Drift Challenge Usai Digelar

Ketika bekerja di toko variasi itulah membuat Mul tertarik dengan dunia car audio setelah melihat seniornya yang bekerja di bidang tersebut. Kemudian Mul meminta izin kepada bosnya untuk bekerja di bidang car audio dan mulai berkecimpung pada tahun 2000.

Meski hanya sekedar bantu-bantu, Mul mengakui bahwa awal menggeluti dunia car audio itu tidak mudah, karena,

Baca Juga:
Banyak Promo, Jangan Lewatkan IMX Year End Modz Sales 12.12 di Bukalapak

"Pendidikan formal juga gak ada kan, sedangkan manual book audio itu kan bahasa Inggris semua, tapi tetep kumpulin itu manual booknya power, manual book-nya head unit." jelas Mul.

Tidak sampai kesulitan di bahasa, tetapi juga mengalami kendala ketika pertama kali memasang head unit yaitu di truk. Pasalnya, setelah head unit terpasang, begitu dites, meledak karena 24 volt

"Saya juga mau bertanya sama siapa juga gak ada yang ditanya, akhirnya senior saya bilang `kamu gak tarik kabel sendiri dari aki bawah?` Gak tau gak ada yang kasih tau. Akhirnya senior saya bilang, `ya udah kita servis aja.`" kenang Mul.

Seiring berjalannya waktu, Mul hanya ingin fokus di car audio saja, tidak lagi di toko variasi mobil. Kemudian ketika sedang membaca majalah, Mul menemukan iklan Audioworkshop Installer Institute besutan Wahyu Tanuwidjaja, Chief Executive Officer PT. Audioworkshop.

"Saat itu 2003 saya udah mulai gelisah karena customer banyak yang main SQ. SQ itu apa saya bingung." ungkap Mul.

Setelah membaca majalah, terbesit pikiran untuk sekolah audio dan mulai menabung hingga pada tahun 2007 uang dirasa cukup, jadilah bersekolah di Jl. Panjang, Jakarta Barat.

Seperti halnya awal ketertarikan Mul terhadap car audio, hari pertama bersekolah Mul pusing dengan pelajaran-pelajaran karena tidak mengerti sama sekali mengenai topologi power dan crossover.

Bahkan nasihat dari pendiri sekaligus gurunya, Wahyu, yaitu melihat audio di luar negeri melalui internet, ke Mul,

"Ya boro-boro ke warnet, komputer aja saya gak ngerti. Ko Wahyu dengan spontannya ngomong `kamu mesti belajar komputer, kamu jadi installer, gak belajar komputer, nanti pulang kampung nyangkul.` " kenang ayah dua anak tersebut,

Pantang menyerah dan keinginan kuat untuk berkembang menjadi pelatuk Mul untuk berusaha dengan kredit laptop sambil mempelajari komputer. Sampai akhirnya lulus, Mul mulai mencari workshop spesialis buat mempraktekkan keterampilannya.

Salah satunya pernah bekerjasama dengan Serpong Audioworkshop yang bertahan hingga dua tahun. Kemudian pindah ke Audiotone menjadi kepala teknisi selama tiga tahun dengan banyak pengalaman, salah satunya tuning 2-way.

Beberapa tahun kemudian dipanggil oleh gurunya untuk benar-benar bergabung di PT. Audioworkshop, Sunter, Jakarta Utara, sebagai staf intern. Semenjak dari dulu bercita-cita ingin punya workshop, beberapa lama kemudian Mul mengundurkan diri dan memilih berjuang di Tangerang.

Pada tahun 2012, Mul mendirikan SImple Audioworkshop di Cisamangun, Tangerang Kota, bermitra dengan PT. Audioworkshop. Empat tahun kemudian, sudah tidak bermitra lagi, pindah ke ruko Mendrisio, Gading Serpong, karena tidak memadai untuk car audio.

Biaya kontrakan naik membuat di Mendrisio hanya satu setengah tahun, kemudian pindah lagi ke tempatnya sekarang yang masih di Gading Serpong namun di ruko Bavaria.

Hinga sekarang menjadi Mul yang banyak prestasi di bidang car audio dan itu sangat terlihat dari deretan piagam dan sertifikat sebagai partisipan kontes dan juri di gerainya.

"Saya itu dulu SD aja gak lulus, mental saya itu digembleng dan pak Wahyu lah yang menggembleng saya. Dari tukang audio, tukang variasi jadi installer. Sampai bisa training jadi international judge, sampai EMMA, CAN, dan sebagainya." ungkap Mul yang mulai training jadi juri pada tahun 2010.

Semua pengalaman dan prestasi terkait car audio, dari tukang, instalatur, sampai menjadi juri, tak lain untuk pelayanan kepada customer termasuk mengedukasi. Menurutnya, car audio tidak sekedar bisnis karena,

"Kita ada mata rantai antara kita dengan customer. Kita pasang car audio, besoknya masih ada komunikasi, `oh suaranya begini`, kalau kita minim pengetahuan car audio ya mungkin orientasinya hanya dagang." jawab Mul.

Kalau memang ada keinginan jangan pantang menyerah ya. (Joule)

Tags :