Modifikasi Audio Honda Jazz GD3, Kapabilitas Melebihi Kesederhanaan

  • Oleh :

Minggu, 25/Okt/2020 20:00 WIB


SoundandMachine (Tangerang), 14 Oktober 2020 - Mobil demo Honda Jazz GD3 bisa jadi bukti bahwa Simple Audioworkshop hanya gerai audionya saja yang terlihat sederhana namun kapabilitas modifikasi car audiol melebihinya.

Pasalnya, Jazz generasi pertama tersebut memang sengaja dibeli buat belajar tuning sekaligus sebagai laboratorium car audionya hingga menjadi sebuah mobil demo audio.

Baca Juga:
Ketika SUV Jagoan Off-road Mercedes-Benz G-Class Dimodifikasi Senyaman Limosin

"Sebelum saya desain ke mobil customer, barang-barang tersebut saya akan coba dulu, mo kabel, mo DSP, mo apa makanya Jazz itu sebagai lab saya." ujar Mul, panggilan Mul Antono, instalatur sekaligus pendiri Simple Audioworksop kepada SoundandMachine di Simple Audioworkshop, Gading Serpong, Tangerang.

Dibeli dan dimodif sejak tahun 2012, upgrade audio dilakukan secara bertahap dari biasa, turun EMMA experience, budget 15 juta Rupiah, naik lagi ke kelas 50 juta Rupiah, sehingga tidak bisa lagi bertarung di kelas amatir.

Baca Juga:
Diikuti 80 Ribu Peserta, Kompetisi Brio Vitual Drift Challenge Usai Digelar

Sampai akhirnya kami bertemu langsung dengan Jazz ini, ubahan eksterior relatif sederhana, sebatas ganti pelek OEM Jazz GE dan stiker yang baru saja dipasang, namun interior lebih terlihat modfikasinya dibanding eksterior.

Pasalnya, Jazz tersebut dimodifikasi beraliran Sound Quality (SQ) sehingga dasbornya dibuat rata dengan rongga heksagonal di ujungnya yang bertujuan agar minim pantulan.

Baca Juga:
Banyak Promo, Jangan Lewatkan IMX Year End Modz Sales 12.12 di Bukalapak

Sebelumnya, Jazz tersebut dari standarnya tidak dilengkapi dengan airbag sehingga akan membantu modifikasi SQ seperti ini. Namun bukan penampilan yang dijadikan contoh ke customer, melainkan suaranya saja.

"Kalau modifikasinya nanti customer takut karena mobil saya udah ekstrim, dasbornya berubah, yang saya kasih denger customer itu warna suara tuningan saya, gaya settingan saya." ungkap Mul.

Pintu juga sudah diubah sampai custom sendiri untuk speaker mid-bass 6 inci Dominations ES-nya ditambah pipa sebagai porting untuk mengeluarkan suara angin.

"Supaya saya bisa main musik kenceng." alasan Mul, panggilan Mul Antono, "Biasanya penyakit di pintu itu kalau siang masih normal buat main kenceng kadang masih ada vibrate, pintu saya gak ada vibrate sama sekali karena ada porting jadi gak nahan angin yang luar biasa." tambahnya.

Semenjak custom sendiri ubahan pintunya tidak sampai membuat Mul harus bracing seperti menambah peredam hingga tiga lapis, melainkan perpaduan antara Mdf dan dempul, sedangkan peredam hanya di dinding kaleng luarnya saja.

Penempatan speaker mid-bass di bagian atas pintu dilakukan tak lain karena instingnya sebagai tuner audio, dan menurutnya speaker di bawah sudah biasa dan di tengah masih seperti pabrikan.

"Kalau di atas rasanya seperti apa, hasil suaranya seperti apa, apa yang bisa saya dapat dari ubahan seperti itu. Itu penting buat manajemen seorang tuner, mendengar suara tuner, wawasan." jelas pria yang juga seorang juri kontes audio tersebut.

Seperti mobil modifikasi audio pada umumnya, di pilar terdapat sentuhan yaitu mid-range Dominations Srikandi dan tweeter Dominations D26SC.

Di sektor bagasi dengan kemasan kosmetik terdapat subwoofer Dominations 230 Mk. II, Power Atom Classic 5-channel untuk drive bridge mid-bass dan channel kelima dipakai untuk drag subwoofer depan Focal BE 13 WS 5 inci, 2-Channel untuk mengangkat subwoofer belakang.

Selain itu DSP-nya Dominations Corpus Callosum Mk. II, perkabelan, untuk RCA menggunakan harmonic harmony Acapella, dan untuk speaker memakai Dominations KS300 yang kepang.

Fuse block, ground block, dan fuse menggunakan produk merk lokal yaitu Keong Racun. Untuk kapasitor, super capacitor menggunakan produk Flux dan smart capacitor memakai Hawk, untuk masing-masing power.

"Volt stabilizer saya menggunakan Dominations, tipenya saya lupa." jelas Mul.

Head unit yang dipakainya tanpa merk namun sudah cukup memuaskan, paling tidak kemampuan tethering YouTube-nya mampu mengakomodir kebutuhan anaknya, Rafael, menonton film kartun Upin & Ipin atau mendengarkan lagu Mandarin favoritnya.

"Rencananya saya mau naikin Alpine." ujar ayah dua anak tersebut.

Tentunya di balik modifikasi tersebut sudah penuh dengan peredam dari beragam merk seperti seingat Mul, Z3RO di sekeliling bodi dan STP di plafon.

Melengkapi modifikasi audio, interior hitam dan aksen merah memakai material kulit Murano oleh rekanannya.

Lantas apa yang dapat ditunjukkan ke customer dari Jazz modifikasi audio SQ tersebut?

"Seorang installer, seorang tuner, harus mencoba, merasakan, supaya customer kita itu tidak jadi kelinci percobaan." ungkap pria yang doyan makan di restoran Padang tersebut.

(Joule)

Tags :