Masih Ragu Soal Honda Racing Simulator Championship? Ini Jawabannya!

  • Oleh :

Senin, 13/Jul/2020 08:00 WIB


Soundandmachine.com (Jakarta) - Pergelaran balap virtual Honda Racing Simulator Championship cukup menjadi pertanyaan dan itu wajar mengingat pergelarannya sendiri tergolong baru bahkan pertama di Indonesia.

Terlebih, semenjak balap simulator disebut-sebut layaknya balap sungguhan hingga masuk kategori IMI selaku otoritas balap di Indonesia dan diadakan ketika momen pandemi Covid-19.

Baca Juga:
Jadi Perangkat Wajib di Mobil Saat Mudik, Ini Alasan Pentingnya Pasang Dashcam Lingdu

Persoalannya adalah sejumlah pihak masih ada yang meragukan atau sangsi atas aspek pendekatan antara balap sungguhan dan balap simulator. Belum lagi soal isu bahwa pengadaannya akan menggantikan balap sungguhan di sirkuit.

Oleh karena itu Honda Prospect Motor (HPM) selaku penyelenggara memberikan jawaban atas pertanyaan untuk mengurangi keraguan dimulai dari pendekatan antara pembalap profesional sungguhan dan pembalap simulator.

Baca Juga:
Pertama di Indonesia, Kyoto Shaking Machine Pengecekan Kaki-kaki Mobil Jadi Lebih Mudah

"Mungkin yang bisa jawab adalah pembalap sim dan pembalap beneran cuma yang saya coba pelajari, beda antara simulator dan balap beneran. Pembalap pro-pun ketika mereka mencoba simulator racing belum tentu mereka bisa juara 1." ujar Adhi Parama Sugarda, Communication Strategy Manager PT HPM

Meski bukan seorang pembalap simulator ataupun sungguhan, Parama membeberkan sejumlah bukti dari apa yang telah dipelajarinya.

Baca Juga:
Jelajah Rute Yogyakarta Menuju Semarang, Mitsubishi XForce Buktikan Ketangguhannya

"Kita lihat banyak dari hasil kualifikasi kemarin, bahkan pembalap profesional seperti Fitra Eri itu ada di urutan 21. Bukan berarti mereka yang jago balap di sirkuit beneran di simulator jago." ujar Parama

Absennya pembalap andalan Honda seperti Alvin Bahar dan Avila Bahar juga menjadi keraguan hingga menjadi pertanyaan atas pendekatan aspek balap sungguhan dan simulator namun Parama menjawabnya,

"Memang ada perbedaan karakter, belum tentu pembalap profesional di sini langsung juara 1 gitu ya, dan kalau Alvin Bahar mungkin dia fokusnya di sirkuit beneran, mungkin Avila juga seperti itu." ujar Parama, "Tidak semua akan ikut. Kita tidak bisa memaksa." tambahnya

Meskipun berbeda, pergelaran Honda Racing Simulator Championship tetap sejalan dengan tema "Everyone Can Race"-nya semenjak ATPM yang getol dengan motorsport dan masih memberikan benefit.

"Tema `Everyone Can Race` ini lebih bisa kena, sekarang orang yang biasapun bisa bersaing dengan pembalap profesional kalau memang dia punya skill di simulator." ujar Yulian "Arfi" Karfili, Public Relation Manager PT. HPM

Perbedaan tantangan merupakan salah satu benefit diadakannya lomba balap simulator terutama bagi mereka yang belum kesampaian menjadi pembalap sungguhan di sirkuit.

"Mungkin mereka akan punya tantangan sendiri di trek yang sebenarnya, tapi di trek seperti ini mungkin ada orang-orang di luar pembalap profesional dan mereka punya skill lebih, mereka punya passion ingin mencoba balapan tapi mereka belum sampai untuk level trek yang sebenarnya." ujar Arfi

Itupun terbukti dari hasil ketika kualifikasi, seperti yang dipaparkan oleh Parama,

"Kalau dari hasil kualifikasinya, untuk yang pro no. 1 itu catatan waktunya 2 menit 4 detik." ujar Parama, "Untuk amatir 2 menit 6 detik. jadi bisa dilihat bahwa sangat kompetitif bahkan waktu dari amatirpun sangat kompetitif hingga bedanya hanya sedikit dari yang pro." tambahnya

Arfi juga menambahkan bahwa balap simulator tidak akan menggantikan balap sungguhan dan diadakan bukan karena race yang sesungguhnya tidak bisa diadakan seperti di momen pandemi ini.

"Memang sudah kami planning, dulu adalah kita makin banyak orang itu bisa ikutan race, merasakan semangat racing." ujar Arfi

Dari sekian software yang memenuhi standar sebagai racing simulator terutama soal physics dan feel, rFactor2 dipilih sebagai software dengan alasan,

"Simulator yang menurut kami paling menyerupai balapan beneran, mereka sudah melihat dari treknya, mobilnya dan keseluruhannya itu yang paling mendekati balap beneran. Kami harap pembalap simulator bisa merasakan `oh, feeling balap beneran itu seperti ini`." ujar Parama.

Kesan balap sungguhan tersebut tidak sebatas physics tetapi juga peraturan balap di simulator turut mengadopsi seperti balap sungguhan dilihat dari adanya penalti apabila melakukan kesalahan atau pelanggaran.

Diadakannya Honda Racing Simulator Championship bukan semata "Everyone Can Race" tetapi juga sebagai pembuktian bahwa Indonesia bisa mengadakan balap internasional melalui platform YouTube dan Facebook sehingga bisa diakses dari seluruh dunia.

"Jadi orang-orang sana melihat bahwa Indonesia bisa menggelar satu balap virtual yang diadakan secara profesional dan grafis yang baik , komentator yang profesional juga dan bisa dimengerti oleh secara internasional." ujar Parama. (Joule)

Tags :