Modifikasi Nissan 180SX Lucky Reza, Kehidupan Baru Setelah Kompetisi Drifting

  • Oleh :

Jum'at, 04/Sep/2020 21:00 WIB


SoundandMachine (Jakarta), 25 Agustus 2020 - Ketika kami meliput acara The Elite Showcase 2019, kami terkesima melihat Nissan 180SX karena penampilannya bukan hanya sangat Jepang tetapi juga mentereng dengan bodykit dan berwarna kuning.

Kemudian kami kembali bertemu 180SX bertuliskan "Stancelab" ini di acara Lowfitment Day dan kami baru tahu siapa ownernya, yaitu drifter Lucky Reza. Pada akhirnya kami mendapat kesempatan untuk melihat lebih dekat sosok 180SX mentereng tersebut.

Baca Juga:
Jadi Perangkat Wajib di Mobil Saat Mudik, Ini Alasan Pentingnya Pasang Dashcam Lingdu

Rupanya 180SX "Stancelab" tersebut dulunya andalan Lucky, begitu ia biasa disapa, ketika menjalani karirnya sebagai drifter. Belum ada event drifting yang cukup stabil membuat pemilik distributor suspensi dan big brake kit Stancelab tersebut memodifikasi 180SX-nya lebih berorientasi harian.

"Karena bener-bener belum ada event drifting yang cukup stabil, `mobil ini enaknya diapain ya?` Akhirnya gua decide untuk bisa dijadiin mobil showcar yang bisa representable tapi tetep drift spec." buka Lucky kepada SoundandMachine di Stancelab kawasan Jl. Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (25/08/2020).

Baca Juga:
Pertama di Indonesia, Kyoto Shaking Machine Pengecekan Kaki-kaki Mobil Jadi Lebih Mudah

Jiwa kompetisi drift mobil ini masih kentara dari eksterior yang masih memakai kaca polikarbonat dan jendela kecil berfungsi untuk membuka kunci pintu sekaligus sirkulasi udara, serta karbon fiber menggantikan kaca samping ke belakang standarnya.

Bodykit Rocket Bunny dipilihnya bukan hanya lebih menarik dari segi estetik tetapi juga over fendernya menunjang fungsi kaki setingan drift-nya namun ditambah diffuser dan memakai GT-Wing yang membuat penampilannya terlihat lebih mencolok sehingga cocok untuk mengikuti kontes atau showcar.

Baca Juga:
Jelajah Rute Yogyakarta Menuju Semarang, Mitsubishi XForce Buktikan Ketangguhannya

"Karena untuk drifting kita butuh ban yang keluar banget, gua udah coba berbagai bodykit tapi gak ada yang selebar Rocket Bunny." ungkap drifter Pertamax Motorsport tersebut. "Aerodynamic sama wide body-nya dapet untuk drifting, untuk bagian belakang memudahkan kita untuk melihat kalau kaki-kakinya ada apa-apa." tambahnya.

Meski sebagian kaca sudah carbon fiber, kap mesin tidak di-karbon fiber karena menurut Lucky, mesinnya sudah cukup ringan dan kalau di depannya terlalu ringan untuk drifting juga tidak enak, jadi reduksi bobotnya cukup dari samping ke belakang mobil saja.

Interior juga masih berjiwa kompetisi dengan rollcage, jok bucket seat seatbelt 6-titik, racing switch, pemadam kebakaran, dasbor suede, aki ditaruh di tengah, dan indikator aftermarket minus speedometer, setir copot-pasang, hingga tidak ada AC masih belum dipasang dan ke depannya akan dipasang.

"Harusnya ada speedometer, cuman karena drifting biasanya gak butuh speedometer, ngotot-ngototan gas aja jadi kita buang." ungkap Lucky dengan murah senyumnya.

Mesin SR20DET bawaan 180SX-nya termasuk mesin yang memiliki jiwa drifting, karena dibanding mesin 6-silinder, SR20DET terkenal memiliki keseimbangan tinggi dan juga lebih ramah pemakaian harian mengingat jumlah silindernya lebih kecil.

"Untuk balance dari 180SX inI, 2JZ atau mesin 6-silinder itu kurang," jelas Lucky yang berpengalaman drifting dengan mesin V8. "Untuk ketangguhan sasisnya, untuk bawa snap intern-nya dari angle to angle buka kayak gitu SR jauh lebih enak meskipun power-nya lebih kecil,dan lebih enteng jadi power to weight ratio kita bisa dapetin." tambahnya.

Mesin belum di-dyno namun dengan turbo Garrett GT28 untuk Super Response, camshaft BC 24 dengan 264 untuk atasnya, HKS cam gear, injektor dan intake GReddy, serta CP internal, Lucky mengestimasikan bisa menghasilkan kurang lebih 400-450 dk di mesin dan sekitar 320 dk di roda dalam boost satu bar.

Alasan hanya memakai satu bar selain mempertahankan mesin untuk jangka panjang,

"Banyak tuner-tuner Jepang, drifter-drifter Jepang-pun, kalau misalkan lihat di video-video D1GP, D1SL dulu itu sekitar 320 PS, 350 PS, terus anginnya juga tipis-tipis, kita bawa lebih ke nekatnya, lebih ke pengontrol mobilnya ketimbang dari horsepower." ungkap pria lulusan desain tersebut.

Mesin tersebut disalurkan dengan transmisi manual 6-percepatan dari Fairlady Z Z33, Lucky berpikiran banyak orang tidak tahu bahwa transmisinya bisa tahan hingga 1000 dk, dengan kopling Ogura dan ketika kami meliput masih dalam proses refreshment kopel dan gardan.

Untuk pendinginan, radiator sudah dipindah ke depan karena pertimbangan harian dan estetika, dari yang sebelumnya di bagasi.

Pelek Work VS-KF dipilihnya karena menurut Lucky merupakan heritage drifting di tahun 90-an namun dengan beberapa penyegaran seperti dicat ulang menggantikan warna silver bawaannya.

Di baliknya terdapat spacer yang dibuat adjustable yaitu copot-pasang agar memudahkan memilih pelek berdasarkan kondisi jalan. Dengan spacer sampai dua yang dipakainya ketika kami meliput, Lucky tidak berpikiran bahwa bautnya akan lebih mudah patah selama ukurannya pas.

"Kalau trek kecil pakai spacer lebih sedikit, kalau treknya besar dan panjang kita pakai yang lebih lebar." jelas Lucky.

Rem depan memakai Altec 4-pot dengan brake pad yang dibuat tidak sampai menghentak agar nyaman dipakai harian namun pengeremannya lebih cepat dibanding biasanya dan untuk rem belakang terdapat dua rem twin-caliper terdiri dari rem kaki dan rem tangan.

Rem belakang sampai dua alasannya pada saat narik handbrake rem kakinya tidak pengaruh soalnya kalau hanya satu, pada saat pengereman dan menarik rem tangan nerbarengan harusnya tidak boleh karena akan banyak stress ke remnya dan rem depan akan kena dan itu ada efeknya.

"Lebih baik sistemnya dipisah jadi pada saat kita tarik rem tangan itu bener-bener pakem." "Lebih mudah juga ketimbang ganti rem, ini dia kan ada rem tromol di dalemnya dan juga brake shoe, kalau dia habis gak kelihatan, kalopun dia gak pakem kita harus bongkar semua jadi itu repot." ungkap Lucky.

Kaki-kakinya juga masih ada jiwa kompetisi drift seperti knuckle Driftworks dan kit buatan K18 Engineering yang membuat 180SX-nya bisa berbelok hingga 60 derajat dan itu juga berguna untuk harian yaitu memperkecil radius putar.

"Kit dari luar negeri itu gak cukup untuk bisa dapetin angle segede gini dan selebar ini keluarnya." ungkap pria yang mencintai drifting sejak masih SMA. "Itu ngebantu banget misalnya gua mo langsung putar balik atau mau drifting supaya gak melintir karena lock itu cukup penting." tambahnya.

Selain itu untuk suspensi memakai coilover ISX dengan air cup serta arm D-Max untuk depannya. Suspensi air cup memiliki karakteristik seperti suspensi hidrolik dari kemampuan pengaturan tinggi-rendahnya dan juga karakter performa namun berbeda di komponennya.

Pasalnya, suspensi air cup memakai piston yang menonjok per coilover-nya supaya mobil bisa naik dengan tangki di bagasi.

Arm belakang dibuat adjustable untuk seting atas-bawah-kiri-kanan dan setelan untuk camber, caster belakang, lower arm, dan toe agar lebih mudah diatur sesuai keinginan. Selain itu subframe dan bushing aluminum meskipun dirasa keras tetapi sangat berperan,

"Itu yang kita butuhkan supaya mobil itu benar-benar dapat traksi dari jalanan, jadi untuk driver feedback." ujar Lucky.

Modifikasi seperti ini membuat Lucky dapat memakainya untuk berbagai keperluan, mulai dari harian, show-off di kontes atau acara modifikasi, bahkan misalnya mau dipakai di trek hanya perlu seting sedikit.

Mantap bener. (Joule)

https://www.youtube.com/watch?v=6uJiEZHuD9U

Tags :