Mobil Baru 2021, Honda Masih Mempelajari Pasar Indonesia

  • Oleh : Julfikri

Kamis, 10/Des/2020 18:31 WIB


SoundandMachine.com (Jakarta), 10 Desember 2020 – PT. Honda Prospect Motor (HPM) selaku APM Honda di Indonesia masih mempelajari pasar Indonesia untuk peluncuran mobil baru di tahun 2021 mendatang.

Seperti yang diketahui, HPM tidak meluncurkan produk baru semenjak pandemi Covid-19 dan untuk tahun 2020 hanya meluncurkan Honda Civic Hatchback facelift.

Baca Juga:
Semakin Gencar, Pabrikan Otomotif BYD Akan Buka Dealer Baru di Pondok Indah Jakarta Selatan

 “Peluncuran mobil baru itu memang salah satu strategi kami dalam hal meningkatkan penjualan, namun waktu dan modelnya apa kami perlu pelajari lebih detil kapan waktu yang tepat dan model apa yang kita luncurkan.” buka Yusak Billy, Business and Digital Innovation PT. HPM kepada SoundandMachine melalui konferensi pers virtual (10/12/2020).

Kendati tidak meluncurkan produk semenjak pandemi, penjualan Honda relatif bagus karena secara wholesales mencapai 53.000 untuk bulan November 2020 dan kontribusi terbesar jatuh kepada Honda Brio sebesar 57,1%.

Baca Juga:
Kedua di Asia Tenggara, Indonesia Akan Jadi Basis Perakitan Mobil Listrik GAC Aion

 

Baca Juga:
Pabrikan Vietnam VinFast Berlakukan Sistem Sewa Baterai Kendaraan Listrik. Ini Keuntungannya

 

Honda City Hatchback yang rumornya akan menggantikan Jazz, HPM masih mempelajari pasar apakah akan menggantikan atau tidak dalam arti hanya sebatas menambah lini produk meskipun dari segi desain dinilai cocok untuk konsumen Indonesia.

“Terus terang kami masih pelajari, belum diputuskan.” jawab Billy, “Setiap produk yang kami perkenalkan itu sesuai dengan target pasar dan keinginan dari konsumennya.” tambahnya.

HPM menyadari bahwa mulai 2030 nanti 2/3 mobil Honda akan terelektrifikasi sehingga HPM mempertimbangkan kehadiran elektrifikasi untuk pasar Indonesia selama kondisinya mendukung, baik dari segi infrastruktur maupun sejumlah kebijakan dari pemerintah.

“Untuk meng-introduce itu semua di Indonesia, perlu dipelajari yang sangat mendalam bagi kami.” ungkap Billy. “Tergantung nanti dari semua infrastruktur, peraturan pemerintah lebih jelas, kita semua akan mempertimbangkan itu jadi kita akan memilih mana yang lebih tepat untuk diterapkan ke Indonesia.” sambungnya.

(Joule)