Gerai Audio Purist Puresound, Berawal Dari Kejayaan Tren Modifikasi Sound Pressure Level

  • Oleh : Julfikri

Jum'at, 19/Mar/2021 20:00 WIB


SoundandMachine.com (Jakarta), 17 Maret 2021 – Aliran modifikasi audio Sound Pressure Level (SPL) yang terkenal dengan “jedag-jedug”-nya itu sempat mengalami masa kejayaan paling tidak mulai tahun 2003.

 

Baca Juga:
Power Supply Dominations Powerplant Bisa untuk Upgrade Car Audio High End. Ini Referensinya

Namun seiring berjalannya waktu, tren tersebut terus memudar karena peminatnya semakin memikirkan fungsi atas modifikasinya tersebut. Itulah mengapa di kontes audio, peserta Sound Quality (SQ) bisa jauh lebih banyak dibanding SPL.

 

Baca Juga:
Berukuran Kompak, Speaker dan Subwoofer Focal K2 Power Cocok untuk Upgrade Audio Mobil Retro

Salah satu saksi kejayaan modifikasi audio SPL adalah Ming Ming, pemilik gerai audio Purist Puresound di Mega Glodok Kemayoran Lantai 5 Blok GI No. 7, dan tren aliran tersebut merupakan awal dari kesuksesan gerainya.

 

Baca Juga:
Pas untuk Instalasi Daily dan Kompetisi, Begini Referensi Upgrade Audio Full Alpine Status

 

“Asal muasal Purist, saya main SPL, karena memang marketnya anak muda pada waktu itu. Peminat SPL kontes pada tahun 2003, sering event, di Jakarta maupun di luar Jakarta banyak event.” buka Ming Ming, pemilik Purist Autosound kepada SoundandMachine.com di MGK Kemayoran (17/3/2021).

 

Ming Ming mendirikan Purist Puresound pada tahun 2003 di Danau Sunter Utara selama empat tahun setelah bekerja sambil belajar instalasi audio di WikiWiki dan Mobiltronik, serta membuat konsep dua tahun sebelum mendirikan.

 

Kemudian ketika momen pertama Purist berdiri, tren SPL sangat digandrungi pada waktu itu sehingga sangat berkontribusi pada benefit gerainya. Pasalnya, untuk satu mobil saja, pelanggan akan banyak belanja produk audio.

 

Sementara peserta kontes SPL pada zaman itu, bisa sekitar 40-50 mobil dan kelasnya bisa sampai sekaligus empat, termasuk kategori merk produk yang dipakai. Betapa besarnya prospek car audio pada zaman itu.   

 

Salah satu yang membuat aliran SPL berjaya di zaman itu, menurut Ming Ming, adalah booming-nya aliran musik RnB. Dari tren aliran musik tersebut menjadi pelatuk bagi para peminat modifikasi untuk upgrade audio SPL, terutama dari beat-nya.

 

 

 

Di zaman itu Ming Ming menggarap sejumlah mobil baru seperti Honda Jazz, Daihatsu Xenia, dan beberapa city car popular lainnya. Sementara untuk prestasi, piala pertama yang diraihnya ketika Autosalon pada tahun 2003 dalam kategori SPL challenge, meski juara tiga.

 

 

 

Meski era SPL sudah hampir berakhir, Purist Puresound yang di MGK dari sejak 2007, tetap bertahan dan sekarang lebih sering menangani pelanggan untuk modifikasi aliran Sound Quality (SQ).

 

 

 

“Sekarang lebih ke SQ, pasang subwoofer cuma satu, pasang prosesor, udah gak kayak dulu. Dulu orang pasang subwoofer bisa empat, 15 inci empat, 12 inci empat.” ungkap Ming Ming. “Kalau sekarang paling satu, 10 inci, atau satu 12 inci, maksimal dua, itu juga jarang.” tambahnya.

 

Sampai sekarang Ming Ming masih lebih menyukai SPL karena “ramai”-nya, namun tetap mengakui keunggulan aliran SQ, terutama mengikuti OEM. Ming Ming juga berpikran, baik SQ maupun SPL sama-sama kompleks mulai dari pemasangan hingga tuning untuk mengejar kepuasan pelanggan.

 

“Lebih enak OEM, gak begitu lama pengerjaannya, gak begitu rumit, ga begitu ribet, tempatnya di posisi standar, instalasi kabelnya juga lebih cepet (plug and play).” tutup Ming Ming.

 

(Joule)