Gazoo di Emblem GR Toyota Ternyata Punya Arti Penting, Ini Penjelasannya

  • Oleh : Julfikri

Kamis, 29/Apr/2021 20:00 WIB


SoundandMachine.com (Jepang) – Toyota memiliki nama yang unik untuk divisi motorsport-nya yaitu Toyota Gazoo Racing. Namun tahukah kalian bahwa “Gazoo” dari Toyota Gazoo Racing memiliki arti penting?

Gazoo sendiri berasal dari kata dalam bahasa Jepang yaitu “Gazo” yang berarti “gambar”.

Baca Juga:
Pabrikan Cina BAIC Kenalkan Dua Model SUV Pertamanya di Indonesia, Harga Mulai Rp 400 Jutaan

(sumber: Toyota Gazoo Racing)

Baca Juga:
Kedua di Asia Tenggara, Indonesia Akan Jadi Basis Perakitan Mobil Listrik GAC Aion

Nama Gazoo sendiri sudah dipakai oleh Toyota sejak tahun 1996 dan awalnya sebagai bagian dari layanan berbasis IT, yang menggunakan gambar digital sebagai penunjang informasi, seperti jual-beli mobil bekas, informasi mobil baru, dan sebagainya.

Baca Juga:
Ramaikan Segmen Small SUV, Chery Tiggo 5X Sodorkan Fitur Melimpah Tampilan Wah

(foto: Toyota Gazoo Racing)

Mulai tahun 1998, layanan tersebut berevolusi menjadi sebuah website yaitu gazoo.com, sehingga informasi tersebut bisa diakses melalui PC hingga menjadi cikal bakal e-commerce dan layanan berbasis online lainnya.

Padahal, layanan berbasis IT hasil inisiasi Business Improvement Support Office Toyota Motor Corporation, Akio Toyoda, yang sekarang menjadi orang nomor satu di Toyota, awalnya mendapat penolakan dari sales department.

Pasalnya pada waktu itu sales department berpikiran bahwa jualan mobil melalui internet merupakan hal yang tidak mungkin bisa dilakukan. Terlebih di zaman itu teknologi internet masih belum secanggih sekarang.

(foto: Toyota)

Teknologi Gazoo juga dipakai untuk telematika mobil yaitu G-BOOK pada tahun 2002 yang berperan memberi sejumlah informasi seperti peta dan kondisi jalan.

Mulai tahun 2006 hingga sekarang, gazoo.com berevolusi dari situs jual-beli menjadi portal website dengan sejumlah konten otomotif, bukan hanya Toyota tetapi juga merk lain, namun layanan pencarian mobil bekas tetap ada.

Tujuan dari evolusi website tersebut adalah mengumpulkan para antusias otomotif melalui website. Semenjak kontennya memuat merek selain Toyota, tentunya akan mengundang kepuasan bagi para pembacanya.

(foto: Toyota Gazoo Racing)

Kemudian pada tahun 2007, Gazoo merambah ke dunia motorsport yaitu Nurburgring 24 Hours Race dengan tujuan melatih manusia dan mobil, yang berarti bukan hanya membuat pengemudinya lebih terampil tetapi juga jadi lahan untuk penelitian dan pengembangan mobil terbarunya.

Meski dinahkodai oleh Toyota, proyek tersebut tidak membawa nama “Toyota” dan itulah mengapa awalnya bernama Team Gazoo, karena prinsipnya sama seperti website-nya yaitu mengedepankan passion otomotif dan mengesampingkan branding.

Menariknya, pada tahun 2007 untuk berpartisipasi dalam ajang balap Nurburgring 24 Hours memakai Toyota Altezza RS200 dalam kondisi second-hand, karena budget-nya rendah dan semua sportscar Toyota pada waktu itu sudah dihentikan produksinya.

(foto: Toyota Gazoo Racing)

Kemudian mulai tahun 2009, dengan nama menjadi Gazoo Racing, Toyota menggunakan mobil yang masih pre-produksi untuk turun di ajang motorsport dan itu Nurburgring, seperti Lexus LF-A dan Toyota 86.

(foto: Toyota Gazoo Racing)

Seiring berjalannya waktu, Gazoo Racing terus berkembang hingga dapat kembali berpartisipasi di ajang motorsport kelas dunia seperti World Endurance Championship termasuk Le Mans dan World Rally Championship.

(foto: Toyota)

Kemudian Gazoo Racing dari yang awalnya sebatas in-house tuner menjadi terlibat dalam pengembangan mobil produksi terbaru atau kalau di Toyota istilahnya “making ever-better cars”, khususnya sportscar seperti GR Supra dan GR Yaris.

Melihat dari sejarahnya, nama Gazoo dalam Gazoo Racing memiliki arti penting, diantaranya adalah memulai dari hal yang mustahil atau Start your Impossible seperti digaungkan oleh Toyota sekarang ini.

Bagaimana tidak, Gazoo sendiri yang konsepnya dianggap mustahil ternyata bisa memberi dampak sangat signifikan bagi Toyota hingga mengantarkan inisiatornya sebagai orang nomor satu di perusahaan. Dalam konteks motorsport-pun siapa sangka mobil bekas kontribusinya bisa sebesar ini.

Selain itu, kepuasan pihak yang menjadi pelanggan atau audiens bisa lebih penting dari branding. Itulah mengapa apapun terkait “Gazoo” awalnya dipisahkan dengan nama brand meskipun faktanya digerakkan oleh Toyota.

Peribahasa “Siapa yang menanam dia yang menuai” juga berlaku semenjak Akio Toyoda bukan hanya menginisiasi programnya tetapi juga mempertanggungjawabkan dengan membuktikan langsung melalui motorsport yang diikutinya agar mendapat kepercayaan dari para konsumen.

(Joule)