Tak Perlu Panik, Ini Cara Menghentikan Laju Mobil Saat Ban Pecah

  • Oleh : ADV

Senin, 06/Sep/2021 14:48 WIB


SoundandMachine.com (Jakarta) - Buat pengemudi kendaraan roda empat atau lebih, rasanya wajib memahami teknik bagaimana antisipasi ketika mengalami pecah ban, dalam kondisi mobil melaju kencang. 

Sebab, kejadian itu bisa terjadi kapan dan di mana saja secara tiba-tiba. Ketika ban mobil pecah, biasanya pengemudi secara refleks menginjak pedal rem, padahal, hal itu akan membuat mobil mengalami perubahan arah yang drastis dan sulit dikendalikan. 

"Keseimbangan mobil yang terganggu akibat pecah ban, semakin tidak dapat diprediksi arahnya lantaran perubahan gaya dan beban secara tiba-tiba," ujar Nur Imansyah Tara, Aftersales Division Head Auto2000. Lantas, apa yang sebaiknya dilakukan ketika mobil mengalami pecah ban di jalan?

Pertama adalah jangan panik. Pecah ban sebetulnya merupakan kejadian yang berbahaya tapi masih bisa dikendalikan dimana kata kuncinya adalah jangan panik. Begitu panik, biasanya pengemudi akan mengambil tindakan yang salah dan mobil tidak bisa dikendalikan.

"Lalu hindari pengereman mendadak. Ini merupakan momen paling krusial saat tetiba ban mobil pecah di jalan, apalagi kalau terjadi di jalan tol dengan kecepatan relatif tinggi. Sebab, ketika rem diinjak, bobot mobil akan pindah ke depan dan setir akan menarik ke arah ban pecah," jelas Nur.

Fitur rem ABS tidak dapat memperbaiki situasi karena ban yang pecah sudah tidak memiliki grip ke aspal. Dalam situasi seperti ini, sulit bagi pengemudi untuk memprediksi arah gerak mobil. Bahkan jika pengereman terlalu keras dan ada momentum, mobil bisa terpelanting dan terbalik.

Bila ban sudah pecah, usahakan tahan kemudi agar tetap. Perhatikan ban mana yang pecah, jka ban depan, arah kemudi harus ditahan lurus lebih kuat karena setir akan tertarik ke arah ban yang pecah. 

Kalau ban belakang yang pecah relatif dapat dikendalikan karena kontrol tetap ada di ban depan. Pertahankan arah kemudi lurus ke depan dan jangan melakukan manuver yang membuat mobil tidak bisa dikendalikan, seperti membelokkan setir ke arah berlawanan yang akan membuat mobil terpelanting dan berpotensi terbalik.

Untuk mobil transmisi manual, jauhkan kaki kiri dari pedal kopling. Saat pedal kopling diinjak, mobil malah akan meluncur deras tidak terkendali karena tidak tertahan oleh beban putaran mesin.

"Kemudian, segera lepaskan pedal gas dan biarkan kecepatan turun dengan sendirinya begitu terdeteksi ada ban mobil yang pecah. Kalau kecepatan sudah mulai berkurang dan terkendali, arahkan kendaraan ke kiri jalan secara perlahan dan jangan lupa aktifkan lampu sein ke kiri. Terus pantau kondisi di belakang via kaca spion," katanya.

Bila membawa ban candangan, bisa segera mengganti ban yang pecah. Tak kalah penting lagi, saat berhenti darurat di bahu jalan atau melakukan pergantian ban, diwajibkan memasang segitiga pengaman di belakang mobil. Bila di jalan tol, jarak yang disarankan adalah 100 meter dari posisi mobil.

Nur mengingatkan, risiko ban mobil pecah dapat dicegah jika pemilik kendaraan rutin melakukan perawatan mobil seperti mengecek tekanan angin ban. Termasuk melakukan rotasi ban secara berkala supaya setiap ban berbagi beban dan mengalami keausan telapak ban secara lebih merata dan proporsional. (EPS)