Pakai Strategi Jitu, Kinerja CIMB Niaga Auto Finance Meningkat di 2020

  • Oleh : anto

Kamis, 29/Apr/2021 16:20 WIB


 

Soundandmachine.com (Jakarta) – PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) berhasil membukukan kinerja keuangan yang cukup baik selama tahun 2020, bahkan meningkat. Padahal tahun lalu, perekonomian secara keseluruhan terkena imbas pandemi.

Baca Juga:
Capai Laba Bersih 31 Persen, CIMB Niaga Auto Finance Bagikan 30 Persen Dividen

 

Dalam pemaparan Manajemen CNAF kepada awak media secara virtual (26/4/2021), terjadi peningkatan yang cukup signifikan terhitung dari tahun finansial 2019 ke 2020. Diantaranya terjadi pada Total Financing Assets, Total Booking dan Total Revenue.

Baca Juga:
Rayakan Idul Adha 1444 H, CIMB Niaga Auto Finance Bagikan 1,6 Ton Paket Daging Sapi Kurban

 

Ristiawan Suherman, Presiden Direktur CNAF menyebut melakukan langkah relaksasi seperti biasa, yakni dilakukan dengan mitigasi resiko dengan total down payment (DP) jauh lebih tinggi dari sebelum pandemi.

Baca Juga:
Alami Peningkatan, Laba Bersih CIMB Niaga Auto Finance Tumbuh Rp 329,84 Miliar di 2022

 

“Di 2020 kami tidak menerapkan bunga murah, kita booking dengan penerapan bunga yang sudah ditetapkan. Dikarenakan strategi kita untuk lebih banyak membukukan akun kelolaan, kita di join financing supaya bisa mendapatkan cost of funding lebih murah,” ungkapnya.

Lalu mempertahankan interest rate tidak turun, pihaknya meyakinkan konsumen untuk lebih banyak mengambil asumsi total all risk.

 

Pada akhirnya mengambil coverage yang di-expand, sehingga mendapatkan sisa revenue yang meningkat. Tercatat dibanding tahun 2019, ada peningkatan sekitar 16%.

 

“Tekanan industri akibat pandemi sangat berat. Kami mengambil langkah menurunkan biaya operasional yang sangat maksimum untuk bisa melakukan mitigasi dengan cara efisiensi,” jelas pria penggemar otomotif ini.

Salah satu langkah efisiensi yang dimaksud adalah menurunkan operasional cost hingga 17%, dengan nominal mencapai diatas Rp 60 Miliar.

 

Kemudian, Ristiawan menyakini langkah transformasi digitalisasi yang dijalankan CNAF sejak akhir 2019 hingga akhir 2020 sangat membuahkan hasil.

 

“Ini berdampak besar terhadap biaya operasional, khususnya man power, kami banyak lakukan efisiensi dimana-mana,” lanjut Ristiawan.

 

“Termasuk langkah sentralisasi, yakni memindahkan kantor pusat ke tempat yang baru terbukti mampu mampu mengoptimalisasikan biaya-biaya yang kami keluarkan. Sentralisasi, digitalisasi dan cost optimizazion. Sehingga 2020 (operational cost) turun 17%. Langkah ini kami nilai cukup berhasil,” yakinnya.

Kembali mengenai penerapan DP tinggi yang dinilai Ristiawan cukup berhasil. Efeknya, asset tetap tumbuh dalam kondisi sulit, tapi kualitas dari nasabah yang diberikan pembiayaan menjadi cukup sehat.

 

“Kami merasa tidak mengurangi booking, tapi memilih mitigasi dengan menaikkan DP jadi obat yang mujarab di tahun 2020,” tegasnya.

 

“NPF kita ditutup dengan angka yang lebih baik dari industri di kondisi pandemi dari berbagai macam indikator,” ungkap Ristiawan.

Ristiawan Suherman, Presiden Direktur CNAF (tengah), strategi jitu dinilai berhasil dijalankan di tahun 2020. (foto: anto)

Lalu menurutnya, dari sisi portofolio, kinerja di 2020 dipertahankan dengan tetap meningkatkan booking dan asset kelolaan, karena CNAF basisnya melihat dari current ratio.

 

Yakni, kumpulan akun-akun (ada di bucket current, tidak telat membayar) yang melakukan pembayaran tepat waktu. Berkat segenap strategi jitu ini, CNAF bisa menjadi salah satu lembaga pembiayaan yang sehat. (anto)