Kebijakan PPnBM 100 Persen Berlanjut, PPKM Darurat Ganggu Penjualan Mobil?

  • Oleh : ADV

Jum'at, 16/Jul/2021 15:25 WIB


SoundandMachine.com (Jakarta) - Setelah beberapa sektor industri sempat terpuruk akibat pandemi Covid-19, saat ini pemerintah terlihat terus berupaya mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional dengan menjalankan berbagai kebijakan strategis.  

Salah satu upayanya, melalui pemberian insentif fiskal berupa penurunan tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) untuk kendaraan bermotor.

Baca Juga:
Insentif PPnBM Terbukti Dongkrak Angka Penjualan Toyota, Model ini Jadi Kontributornya

Sejak 1 Maret 2021, pemerintah menerapkan kebijakan PPnBM DTP terhadap pembelian mobil baru. Program ini dimulai untuk mobil penumpang 1.500cc dengan kandungan lokal tertentu. 

Skemanya, per tiga bulan diberlakukan perubahan potongan pajak, yakni Maret-Mei diskon 100 persen, Juli-Agustus 50 persen, dan Oktober-Desember 25 persen. Seiring perkembangan implementasi kebijakan tersebut, kinerja industri otomotif dan penjualan mobil di tanah air menunjukkan tren yang positif.  

Baca Juga:
JAW 2022: Usung Konsep Urban City, Daihatsu Sodorkan Kebutuhan Mobilitas Terkini

Dinilai mampu menstimulus pasar otomotif nasional di tengah kondisi pandemi yang belum usai hingga saat ini, pemerintah akhirnya telah memperpanjang relaksasi diskon pajak (PPnBM) 100%, yang tadinya berlaku hingga bulan Mei, menjadi Agustus 2021.

Baca Juga:
Turut Ambil Momentum PPnBM, Toyota Tawarkan Solusi Mobilitas Lengkap di JAW 2022

Meski begitu, sebagai upaya untuk menghentikan angka penularan Covid-19 yang semakin meningkat, pemerintah juga telah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM Darurat) pada 3 – 20 Juli 2021 di beberapa area di Indonesia. 

Kebijakan tersebut, membuat aktivitas maupun mobilitas masyarakat menjadi sangat terbatas. Mereka diharapkan oleh pemerintah untuk sementara berdiam di rumah saja, karena banyak akses jalan yang juga ditutup oleh petugas.

Lantas, akan kan kebijakan PPKM mempengaruhi penjualan mobil terutama yang menikmati program PPnBM? karena tentunya calon konsumen juga akan kesulitan untuk datang ke showroom, yang sebagian besar juga tutup sementara selama PPKM.

Yusak Billy, selaku Business Innovation and Sales & Marketing PT Honda Prospect Motor (HPM) mengatakan, pihaknya berharap bahwa adanya PPKM Darurat tidak akan berpengaruh banyak terhadap penjualan mobil.

"Seperti kita ketahui, kebijakan perpanjangan relaksasi PPnBM juga baru saja diberikan oleh pemerintah, dan kami berharap penerapan PPKM Darurat saat ini tidak berdampak negatif terhadap penjualan kendaraan," kata Billy saat dihubungi SoundandMachine.

Ia menilai, kedua kebijakan bertujuan positif, karena dirancang pemerintah untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi sekaligus menekan penyebaran Covid-19 di Indonesia. 

"Tentunya kami akan terus memonitor perkembangan pasar supaya dapat melakukan action secara cepat dan tepat. Beberapa bengkel kami yang telah memiliki izin operasi, tetap standby untuk melayani konsumen yang membutuhkan, selama masa PPKM ini," jelas pria tersebut.

Sebagai salah satu strategi agar penjualan tetap berjalan, saat ini Billy mengaku bahwa Honda sedang fokus memberikan peningkatan pelayanan termasuk penjualan melalui saluran digital (online). Apalagi, penjualan mobil Honda secara online selama masa pandemi Covid-19 ini makin meningkat.

"Kami terus berinovasi untuk digital marketing, karena masyarakat yang mulai berubah kebiasaan dari offline ke online, sehingga makin memudahkan. Melalui saluran digital, konsumen kami berikan beragam informasi yang lengkap," tuturnya.

Hal senada juga diutarakan oleh Anton Jimmy Suwandi, selaku Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM). Menurutnya, karena selama penerapan PPKM, beberapa showroom Toyota tutup dan hanya melayani servis atau perbaikan, kegiatan penjualan saat ini difokuskan menggunakan media digital.

"Adanya kebijakan PPKM ini tentunya kita mengikuti arahan dari pemerintah. Saat ini untuk aktivitas penjualan (sales), kita sedang fokus menggunakan saluran online," kata Anton. 

Ia menambahkan, penjualan secara online ini terbukti efektif, apalagi TAM sudah memiliki pengalaman terhadap hal tersebut. "Kita sudah ada pengalaman di digital seperti tahun lalu juga. Untuk saat ini, hasilnya masih kami monitor," pungkas Anton. (EPS)