Toyota dan Gazoo Racing Konsisten Kembangkan Mobil Balap Bermesin Hidrogen

  • Oleh : Julfikri

Rabu, 22/Sep/2021 16:01 WIB


SoundandMachine.com (Jepang) – Pengembangan mesin hidrogen Toyota tidak sampai di satu seri ajang balap endurance asal Jepang, Super Taikyu.

Pasalnya, Toyota akan konsisten mengembangkan mobil balap bermesin berbahan bakar hidrogen yang berbasis hatchback 5-pintu Corolla Sport agar lebih kompetitif.

Baca Juga:
Tokyo Auto Salon 2024: Toyota GR Yaris Dapat Improvisasi, Ada Peningkatan di Dua Aspek

"Saya percaya kita harus mengejar potensi hidrogen untuk menjadikannya sumber energi yang lebih mudah diakses." buka Koji Sato, President Gazoo Racing Company dikutip daari media in-house Toyota yaitu Toyota Times (7/9/2021).

Pertama, mesin hidrogen berbasis G16E-GTS dari GR Yaris tersebut tenaga dan torsinya ditingkatkan dengan mengoptimalkan ruang pembakaran, dan hasilnya akselerasi meningkat 9%.

Baca Juga:
Sebagai Bentuk Apresiasi, Toyota Gazoo Racing Akan Rilis GR Yaris Edisi Peraih Juara Dunia WRC

Sekedar tambahan informasi, Mesin GR Yaris dipilih karena dapat menghadapi suhu, tekanan, dan RPM tinggi.

Tim mengambil tantangan untuk mengkonversikannya dengan tenaga hidrogen dengan menggunakan sebanyak mungkin teknologi pembakaran internal yang ada.

Baca Juga:
Toyota Bawa Modifikasi Sprinter Trueno Hidrogen dan Corolla Levin Elektrik di Tokyo Auto Salon 2023

Selain peningkatan tenaga dan torsi, waktu pengisian hidrogen juga dipersingkat yang dari awal balapan 5 menit, kemudian jadi 3 menit, nantinya akan menjadi 2 menit.

(sumber: Toyota Times)

Untuk mempersingkat waktu tersebut, Toyota akan membuatnya bisa mengisi bahan bakar lewat jendela kecil, karena sebelumnya harus membuka pintu belakang, serta mempercepat aliran masuknya.

Meski demikian, Toyota tetap mengupayakan bagaimana supaya temperatur tangkinya tidak lebih dari batas aman, yaitu 80 derajat Celsius.

"Kami telah bekerja dengan FIA (Federation Internationale de l'Automobile) untuk mengecek seberapa jauh kami dapat meningkatkan aliran hidrogen untuk mengurangi waktu pengisian bahan bakar yang cukup besar." jelas Sato.

Agar lebih ringan melaju, Toyota juga mereduksi bobot kendaraan sebesar 5-6 kg dengan membuat bagian depannya menjadi lebih ringan dan juga merevisi struktur suspensi.

Selain struktur, setelan suspensi juga telah direvisi untuk mengatasi persoalan body roll ketika menikung karena harus membawa tangki hidrogen yang cukup berat.

Alhasil, perubahan seperti ini membuat Corolla Sport bermesin hidrogen bisa kompetitif di kelas ST-5 atau 1.500 cc ke bawah.

Mesin yang dipakai memang 1.600 cc dan turbo, namun karena hidrogen yang membuat bobotnya berat, dari segi performa masih berada di kelas tersebut.

Terlepas dari segala tantangan untuk mewujudkannya, Toyota melakukan itu semua untuk membuat mobil yang lebih baik di masa depan, termasuk dalam konteks mobil produksi.

(Joule)