Masih Percaya Mitos Mobil Listrik? 5 Fakta Ini Menjawabnya

  • Oleh : redaksi

Selasa, 19/Okt/2021 12:50 WIB


SoundandMachine.com (Jakarta) - Invasi kendaraan bertenaga alternatif terasa makin masif, karena sudah banyak pilihan untuk konsumen yang ingin beralih ke kendaraan yang ramah lingkungan, termasuk mobil listrik.

Bahkan hampir semua produsen mobil secara resmi mengumumkan rencana untuk beralih dari mobil dengan pembakaran internal ke kendaraan serba listrik.

Baca Juga:
Perkenalkan Tagline Baru Elevate Excitement, Nissan Indonesia Jagokan Teknologi dan Inovasi

Langkah-langkah tersebut kemudian merangsang konsumen untuk memiliki sebuah mobil listrik yang kini tidak hanya menyasar kalangan atas saja.

Hanya saja beberapa mitos masih saja beredar mengenai keberadaan mobil listrik mulai dari teknologi hingga pada soal perawatan berkalanya.

Baca Juga:
Lebih Gaya dan Bertenaga, Mobil Elektrifikasi Nissan Kicks e-Power Dapat Penyegaran Tampilan

Itulah mengapa Nissan menghadirkan 2 mobil listrik yang berbeda yaitu Kicks e-POWER dan Leaf.

Kicks e-POWER merupakan SUV yang digerakkan oleh motor listrik dengan mesin bensin sebagai genset, sementara Leaf merupakan hatchback listrik dengan sumber tenaga baterai.

Baca Juga:
Unggulkan Teknologi Elektrifikasi, Nissan Bawa Dua Mobil Baru dan SUV New Terra di GIIAS 2022

Kedua mobil tersebut terbukti menjawab mitos soal mobil listrik dan ini 5 faktanya,

Jarak tempuh pendek

(sumber: Nissan)

Serupa dengan kendaraan konvensional yang bergantung pada bahan bakar di tangki, jarak tempuh pada mobil listrik pun tergantung pada kapasitas baterai.

Beberapa kendaraan listrik dengan baterai yang terisi penuh seperti Kicks e-POWER, biasanya memiliki kemampuan jarak tempuh yang cukup jauh hingga 400 km.

Akselerasi kurang maksimal

(sumber: Nissan)

Pada kendaraan konvensional, akselerasi dipengaruhi oleh torsi yang dihasilkan dari sebuah gerakan dorongan yang terjadi antara piston dan poros engkol.

Berbeda dengan kendaraan listrik yang tidak ada sistem mekanikal seperti kendaraan konvensional, termasuk Kicks E-Power.

Tidak ada lagi energi yang terbuang percuma mulai dari mesin sampai ke roda mobil, karena motor listrik langsung menyalurkan tenaga dan torsi ke roda sehingga menghasilkan akselerasi instan, bahkan saat mulai bergerak dari kecepatan awal.

Tidak ramah lingkungan

(sumber: Nissan)

Kalau mitos ini sebenarnya tergantung pada di mana dan bagaimana Anda mengisi ulang mobil listrik. Jika Anda menggunakan jenis listrik terbarukan, seperti tenaga surya, maka tidak ada emisi karbon dioksida (CO2) yang dikeluarkan oleh mobil listrik.

Namun, untuk negara-negara yang sebagian besar listriknya berasal dari sumber intensif CO2 seperti batu bara dan gas, termasuk Indonesia, mobil listrik tetap mengeluarkan emisi CO2.

Hitungannya, mobil listrik menghasilkan 1,07 kilogram CO2 per kilowatt-jam listrik yang digunakan. Untuk mobil listrik dengan baterai 80 kWh, jumlah CO2-nya mencapai 85,6 kilogram.

Meski begitu, jumlah emisi CO2 yang dikeluarkan ini masih lebih kecil dibanding jumlah emisi CO2 hasil pembakaran mobil bermesin bensin murni yang setidaknya butuh sekitar 40 liter BBM untuk sampai penuh.

Hasilnya, 92,4 kilogram CO2 dihasilkan, sehingga secara hitungan di atas kertas kendaraan listrik tetap lebih ramah lingkungan dibandingkan mobil bermesin pembakaran internal, seperti Kicks E-Power.

Mobil Listrik Lebih Boros

(sumber: Nissan)

Hitung-hitungan biaya konsumsi listrik biasanya sekitar Rp 4.000 per kilowatt-jam, sedangkan pada mobil listrik kecil, dibutuhkan sekitar Rp. 278.000,- untuk mengisi penuh baterainya yang diklaim dapat membawa Anda sejauh 450 kilometer.

Anggaplah biaya tersebut bisa membuat mobil listrik melaju hingga 400 kilometer, atau sekitar Rp 70.000,- per 100 kilometer.

Jika dibandingkan dengan mobil BBM murni akan menelan biaya lebih dari Rp 150.000,- per 100 kilometer.

Artinya, mobil listrik membutuhkan biaya sekitar setengah dari total keseluruhan yang dibutuhkan mobil bensin, sehingga punya mobil listrik tidak bisa dikatakan lebih boros.

Korslet saat hujan

Mitos satu ini paling sering terlontar di konsumen yang awam soal mobil listrik, yaitu diisukan mudah mengalami korsleting saat hujan.

Padalah hal tersebut sangatlah tidak benar, meskipun air merupakan salah satu media penghantar arus listrik itu benar.  

Perlu diketahui, sebelum dijual untuk umum mobil listrik telah melalui berbagai tahap uji ekstrim, khususnya yang berkaitan dengan keselamatan dan keamanan pengguna.

Oleh karena itu, mobil bertenaga listrik tetapi akan tetap aman digunakan saat hujan, dan dapat dicuci seperti mobil-mobil BBM murni.

Setidaknya itulah beberapa pandangan dan penjelasan seputar mitos-mitos yang ada saat ini di masyarakat.

Artinya tidak perlu lagi khawatir atau takut untuk menggunakan mobil listrik karena sudah terbukti memiliki banyak kelebihan dan tidak kalah dibanding mobil konvensional, bahkan mungkin lebih baik.

(adv)